Sentul, Bogor (ANTARA) - Bupati Bogor, Jawa Barat, Ade Yasin mencurahkan keluh kesahnya mengenai penataan Jalur Puncak di hadapan para menteri, dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) se-Indonesia di Sentul International Convention Center (SICC), Kabupaten Bogor Jawa Barat, Rabu.
"Sudah jenuh kami, baik pemerintah daerah maupun masyarakat sudah jenuh dengan 'one way' (sistem buka tutup satu arah)," ungkapnya pada sesi panel kelima yaitu pembahasan 'Pembangunan Infrastruktur'.
Menurutnya, terbaru Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor dengan Kementerian Perhubungan sempat memberlakukan sistem kanalisasi 2-1 sebagai pengganti sistem buka tutup satu arah di Jalur Puncak.
Tapi, sayangnya ramuan itu belum berhasil memecah kepadatan 19.000 kendaraan yang lalu lalang di Jalur Puncak setiap akhir pekan.
Kini, ia memohon kepada Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk membangun jalan Poros Tengah Timur atau biasa disebut Jalur Puncak Dua. Karena, ruas jalan sepanjang 46 kilometer yang menghubungkan Sentul Bogor dengan Cipanas Cianjur itu lahannya sudah dibebaskan.
"Kami juga sudah mengajukan proposal ke PUPR untuk dibangunkan jalan dari Sentul sampai Cianjur. Artinya ada solusi mengatasi kemacetan di Jalur Puncak, bisa 40 persen mengurangi kemacetan," beber politisi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) itu.
Selain mempermudah akses masyarakat, pembangunan jalur itu juga bisa mendongkrak perekonomian warga sekitar. Pasalnya, jika diliat berdasarkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di wilayah tersebut masih minim.
Baca juga: Dishub Jabar harapkan dukungan pusat terkait jalur angkutan tambang Parung Panjang
Baca juga: Sebagai tuan rumah Rakornas Forkopimda, Bupati Bogor minta perhatian khusus
Bupati Bogor curhat soal kemacetan jalur Puncak di Rakornas Forkopimda
Rabu, 13 November 2019 21:26 WIB