Bandung (ANTARA) - Sekitar 2.000 masyarakat akan menghadiri acara "Bersama Danone Cegah Stunting " di Desa Kebonpedes, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, pada13 November 2019 sebagai tindak lanjut kerja sama antara Pemerintah Provinsi Jawa Barat dengan Danone Indonesia dalam pencegahan stunting atau balita pendek hingga 2023.
Presiden Direktur Danone Specialized Nutrition Indonesia Connie Ang, Selasa, Bandung, menyatakan pihaknya terus berkomitmen untuk terus berkontribusi pada Generasi Maju Indonesia, salah satunya dalam hal pencegahan stunting.
Untuk pertama kalinya di Jawa Barat, kata dia, pihaknya menggabungkan seluruh kegiatan terkait nutrisi, edukasi, dan sanitasi yang sudah saling terintegrasi di satu daerah.
Dia mengatakan dengan integrasi ini maka program tersebut dapat dilakukan secara berdampingan, menyasar target yang sama dalam waktu yang bersamaan, dan diharapkan dapat memberikan dampak yang lebih baik kepada masyarakat.
"Kerjasama ini juga sebagai kelanjutan dari dukungan kami kepada Pemerintah Provinsi Jawa Barat pada Deklarasi Pencegahan Stunting tahun lalu," kata dia.
Dalam penandatanganan perjanjian kerjasama “Bersama Danone Cegah Stunting”, disepakati bahwa beberapa program terpadu yang akan direalisasikan antara lain peningkatan kemandirian dan kemampuan tenaga kesehatan dan kader untuk mengevaluasi status gizi balita dan menangani anak terindikasi stunting secara cepat dan seksama melalui program Aksi Cegah Stunting.
Kemudian sosialisasi dan edukasi gizi seimbang Isi Piringku dan hidrasi sehat Ayo Minum Air (AMIR) dan edukasi nutrisi dan stimulasi serta dukungan 33.000 akses nutrisi pertumbuhan yang dikumpulkan dari pledge berbagai lapisan masyarakat untuk sekitar 8.000 anak.
"Hal ini juga menandai puncak dari gerakan sosial Aksi Nutrisi Generasi Maju oleh SGM Eksplor yang telah berjalan sejak awal tahun 2019," kata dia.
Lebih lanjut ia mengatakan sebagai fokus pada pencegahan stunting, hari ini Danone Indonesia dan Pemerintah Provinsi Jawa Barat memulai kerjasama melalui pelatihan tenaga kesehatan, edukasi nutrisi, hidrasi, dan perilaku hidup bersih sehat hingga bantuan akses nutrisi kepada anak di atas satu tahun.
Program pencegahan stunting akan dilaksanakan pada 14 kabupaten/ kota prioritas pencegahan stunting dan memberikan manfaat kepada sekitar satu juta masyarakat sampai dengan tahun 2023.
Menurut dia, dampak permanen dari kondisi stunting dapat menghambat visi pemerintah Indonesia dalam memajukan kualitas sumber daya manusia.
Hal ini disebabkan karena anak stunting beresiko lebih tinggi memiliki penyakit tidak menular seperti penyakit jantung, diabetes, dan lainnya di masa depan.
Selain itu, anak stunting berpenghasilan 20 persen lebih rendah dari anak yang tumbuh optimal dan berpotensi menimbulkan kerugian negara hingga dua hingga tiga persen atau setara dengan sekitar Rp400 triliun.
Baca juga: UI bantu berdayakan kader desa deteksi dini stunting di Bogor
Baca juga: Dinkes Indramayu ajak warga hidup sehat cegah stunting
Baca juga: "Seribu Hari Pertama Kehidupan-Plus" jurus Pemprov Jabar cegah stunting
Ribuan masyarakat Sukabumi akan hadiri Gerakan Cegah Stunting
Selasa, 12 November 2019 21:52 WIB