Bandung (ANTARA) - Properti yang digagas oleh PT Agung Podomoro Land Tbk di wilayah Bandung, yakni Podomoro Park Bandung nantinya akan terhubung dengan Stasiun Light Rail Transit (LRT) Bandung Raya.
"Jadi nanti itu akan terkoneksi dengan LRT Bandung Raya, jalurnya ada di depan kita, jadi salah satu stasiunnya ada di depan kita," kata General Manager Podomoro Park Bandung, Tedi Gusnawan di Podomoro Pavilion Kota Bandung, Kamis.
Tedi mengatakan saat ini, pihaknya sudah mengusulkan segala jenis persyaratan agar rencana Podomoro Park Bandung bisa terkoneksi dengan Stasiun LRT Bandung Raya.
"Itu sedang kami proses segala macam persyaratannya, tapi secara syarat dan ketentuannya sudah memenuhi persyaratan. Jadi Podomoro Park Bandung ini akan mirip dengan Podomoro Cimanggis yang juga terkoneksi dengan LRT," katanya.
"Jadi pada intinya kami mencoba untuk akan menghadirkan kemudahan akses menuju Stasiun LRT yang akan terintegrasi ke Stasiun Kereta Cepat Jakarta-Bandung di Tegalluar," lanjut dia.
Lebih lanjut Tedi mengatakan saat ini Podomoro Park Bandung kembali meluncurkan klaseter hunian baru, yakni Bhayugriya dengan mengedepankan fasilitas smart living di dalamnya.
Kluster tersebut, kata dia, hadir dengan menawarkan desain fased bergaya modern kontemporer yang akan memberikan kenyamanan kepada penghuninya.
Ada dua tipe yang dijual pada klaster Bhayugriya masing-masing dibandrol Rp1,8 miliar dan Rp2,1 miliar dan harga tersebut belum dipotong diskon promo yakni 10 hingga 15 persen.
Lebih lanjut dia mengatakan PT Agung Podomoro Land Tbk berhasil membukukan penjualan signifikan untuk Podomoro Park Bandung yang berhasil terjual lebih dari 600 unit dalam waktu satu tahun.
"Penjualan Podomoro Park Bandung mencapai lebih dari 600 unit dalam waktu satu tahun. Capaian ini diperoleh melalui terobosan yang kami jalankan yakni dengan mengubah strategi pasar dari yang sebelumnya fokus membidik investor menjadi fokus ke end user," kata dia.
Tedi memprediksi pasar properti akan semakin menguat karena mulai pulihnya kondisi politik dan permintaan terus menggeliat, apalagi bagi properti yang mampu memberikan konsep serta fasilitas mumpuni.
Dia mengatakan 2019 banyak yang menganalogikan sebagai tahun yang sulit bagi bisnis properti Indonesia.