Cirebon (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, mendata ada 12 kecamatan yang mengalami kekeringan dan kekurangan air bersih di musim kemarau tahun ini.
"Yang sudah melaporkan ke BPBD ada 20 desa dari 12 kecamatan mengalami krisis air bersih," kata Kasie Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Cirebon Eman Sulaeman di Cirebon, Rabu.
Baca juga: Dinas Pertanian: 700 hektare sawah di Cirebon gagal panen
Menurutnya data itu akan semakin bertambah mengingat saat ini merupakan puncak musim kemarau di Wilayah Cirebon.
Ke-12 kecamatan yang mengalami kekeringan, kata Eman di antaranya Kecamatan Gunungjati, Kapetakan, Gebang, dan Greged.
Baca juga: BPBD: Masyarakat Cirebon belum bisa kelola air
BPBD lanjut Eman, sudah mendistribusikan air bersih kepada warga di sejumlah desa yang mengalami kelangkaan dan ini dilakukan terus menerus, agar warga masih bisa beraktivitas.
"Data terakhir yang ada, kita sudah mengirimkan 338 tanki air atau sekitar 1,4 juta liter," tuturnya.
Sementara Prakirawan Cuaca Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Kertajati, Majalengka Ahmad Faa Iziyn mengatakan awal musim hujan di Wilayah Cirebon mundur 10 sampai 30 hari dibandingkan normalnya.
Baca juga: BMKG: Awal musim hujan wilayah Cirebon mundur 30 hari
"Untuk awal musim hujan di Wilayah Cirebon diprakirakan mundur dibandingkan biasanya," katanya.
Menurutnya mundurnya awal musim hujan di tahun 2019/2020 ini berkisar 1-3 dasarian atau 10 sampai dengan 30 hari dibandingkan dengan normalnya.
Wilayah Cirebon meliputi Kabupaten/Kota Cirebon, Indramayu, Majalengka dan Kuningan, di mana awal hujan diprakirakan pada bulan November dan Desember.
"Kalau di Kabupaten dan Kota Cirebon musim hujannya itu pada awal Bulan November sampai dengan pertengahan Bulan Desember, tergantung zona musimnya," ujarnya.
Baca juga: BPBD Cirebon salurkan bantuan air bersih ke desa yang alami kekeringan