Pasar antik yang telah beroperasi hampir lima tahun ini, berada di kawasan Cikapundung letaknya di lantai 3 Gedung Cikapundung Electronic Center dan sudah menjadi destinasi favorit kolektor karena harga yang jauh lebih terjangkau.
"Saya datang ke sini bahkan gak perlu nawar, karena saking murahnya, berbeda jauh dengan harga barang antik di online atau medsos," kata salah seorang pembeli asal Bandung Darma (32) ditemui usai berbelanja, Sabtu.
Hal serupa juga disampaikan oleh pedagang pernak-pernik minuman bersoda, Aldi (47). Menurutnya, acuan harga murah pasar antik Cikapundung adalah lebih banyak pemburu barang antik asal luar kota ke sini, seperti dari Jogja atau Solo yang berbelanja ke pasar antik Cikapundung, namun sebaliknya jarang warga Bandung yang berbelanja barang antik keluar kota.
Barang yang dijual juga kebanyakan merupakan produk asli sehingga menjadi daya tarik lain untuk memikat pembeli, kata penjual batik dan porselen Dedi Saprudin (46).
"Rata-rata barang yang kita jual memang original dari tahun pembuatannya," katanya.
Hampir setiap kios menjual barang yang berbeda, sehingga cenderung lebih variatif. Beberapa barang yang dijajakan ialah, lukisan, batik, porselen, sepeda motor, pajangan rumah, pipa tembakau, piringan hitam, koin, jam, gramophone, pernak-pernik minuman bersoda.
Selain diminati turis lokal, turis mancanegara pun kerap kali singgah untuk mencari dan membeli barang-barang vintage di Pasar Cikapundung.
“Spanyol ada (Pembeli), Jerman, Italia dan paling sering dari Jepang," kata penjual pajangan barang antik Alvin (40).
Berjualan di pasar antik Cikapundung juga cukup menjanjikan, kebanyakan para pedagang mendapatkan omzet per bulan di kisaran jutaan rupiah.
Selain menjadi pusat perbelanjaan barang antik di Bandung, pada hari-hari tertentu biasanya diadakan kelas belajar atau workshop dari beberapa komunitas peminat vintage.