Cianjur (ANTARA) - Pelaksana Tugas (Plt) Bupati Cianjur Herman Suherman ikut bergotong royong memasang bronjong di saluran irigasi bersama warga Desa Cikondang, Kecamatan Cibeber, Senin.
Pemasangan bronjong dilakukan untuk mengatasi masalah kesulitan air yang dialami petani setelah saluran irigasi Cikondang jebol.
"Ini dilakukan sebagai upaya penanggulangan sementara untuk pengairan ke area persawahan akibatnya jebolnya irigasi teknis di wilayah tersebut, sehingga mengakibatkan ratusan hektare area persawahan terancam gagal panen," kata Herman.
Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Pemerintah Kabupaten Cianjur, ia mengatakan, mengupayakan penyediaan bronjong untuk mendukung pengaliran air ke persawahan yang menjadi terganggu karena saluran irigasi jebol.
Upaya itu dilakukan sebelum pemerintah membangun bendungan permanen yang diperlukan untuk mendukung pengairan lahan pertanian di Cikondang.
Menurut Bupati, jebolnya saluran irigasi dari Sungai Cikondang menyebabkan 1.007 hektare areal persawahan tidak produktif. Kejadian itu juga membuat sebagian besar warga Cibeber kesulitan mendapat air bersih.
"Kami berupaya memberikan bantuan pemasangan bronjong dan bantuan air bersih melalui Perumdam untuk warga di sejumlah wilayah di Kecamatan Cibeber," katanya.
Dia berharap, setelah pemasangan bronjong air bisa mengalir ke sawah-sawah petani.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Cianjur Dodi Permadi mengatakan saat ini 14 kecamatan di Cianjur mulai menghadapi dampak kekeringan, kesulitan mendapat pasokan air untuk mengairi lahan perkebunan dan pertanian.
"Permasalahan kekeringan persawahan dan air sumur paling parah dilaporkan terjadi di Kecamatan Cibeber. Sejak terjadi bencana irigasi jebol sudah dibuatkan sodetan karena volume air jauh dari cukup," katanya.
Ia menjelaskan bahwa Pemerintah Kabupaten Cianjur juga berupaya membuat bendungan sementara untuk mendukung pengairan area persawahan.
Camat Cibeber Ali Akbar berharap pemasangan bronjong setelah pembuatan sodetan di Sungai Cikondang bisa mendukung kegiatan pertanian di sembilan desa di wilayahnya.
"Lebih dari 30 persen warga kami merasakan dampak kekeringan, sehingga perlu dicarikan solusi cepat," katanya.
Baca juga: Warga Cianjur penerima bantuan BPJS Kesehatan bertambah
Baca juga: Pemkab Cianjur dan BIG kerja sama pemanfaatan data geospasial