Majalengka (ANTARA) - Prakirawan Cuaca Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Jatiwangi Majalengka, Jawa Barat, Ahmad Faa Iziyn mengatakan selama tiga bulan Kabupaten Indramayu berpotensi tanpa ada hujan dan ini perlu diwaspadai oleh semuanya.
"Dari peta monitoring Kabupaten Indramayu paling terdampak, di mana selama 94 hari tanpa hujan," kata Faiz di Majalengka, Sabtu.
Faiz menuturkan dengan lamanya hari tanpa hujan di Indramayu, itu perlu diwaspadai oleh semuanya, baik pemerintah yang mempunyai kebijakan maupun masyarakat.
Dengan kondisi tersebut kata Faiz sangat berpotensi terjadinya kekeringan, baik yang mengancam lahan pertanian, maupun ketidakadaan air bersih.
"Selain itu juga perlu diwaspadai adanya kebakaran lahan atau hutan selama musim kemarau," tuturnya.
Faiz menambahkan saat ini Kabupaten Indramayu memasuki musim kekeringan ekstrim, sebab lebih dari 60 hari di wilayah itu tidak ada hujan.
"Ini sudah masuk kekeringan ekstrim, karena lebih dari 60 hari tidak ada hujan," ujarnya.
Kekeringan ekstrim lanjut Faiz juga terjadi di Kabupaten Majalengka dan Cirebon, di mana di kedua daerah tersebut tanpa hujan mencapai 60 hari lebih.
"Untuk di Majalengka kita mencatat hari tanpa hujan mencapai 80 hari, sedangkan di Cirebon yaitu 78 hari," katanya.
Baca juga: Pemkab dan DPRD setujui pemekaran Indramayu Barat
Baca juga: Wagub Jabar Uu Ruzhanul minta peternak terus berinovasi
Indramayu tanpa hujan selama tiga bulan
Sabtu, 27 Juli 2019 21:03 WIB