PLN Pusharlis dan PT Pelayaran Bahtera Adhiguna teken MoU kerjasama penyediaan spare part
Jumat, 26 Juli 2019 14:34 WIB
Bandung (ANTARA) - PLN Pusat Pemeliharaan Ketenagalistrikan (Pusharlis) melakukan penandatangan nota kesepahaman (MoU) dengan anak perusahaan PT PLN (Persero) yakni PT Pelayaran Bahtera Adhiguna terkait kerja sama reverse engineering penyediaan spare part, di Kantor PLN Pusharlis Jalan Banten Kota Bandung, Jumat.
MoU tersebut ditandatangani oleh General Manager PLN Pusharlis Bandung Najahul Imtihan dan Dirut PT Pelayaran Bahtera Adhiguna Rully Firmansyah dan disaksikan oleh EVP Portfolio Management PT PLN (Persero) Gong Matua Hasibuan dan Komisaris Utama PT Pelayaran Bahtera Adhiguna Alimuddin.
GM PLN Pusharlis Bandung Najahul Imtihan mengatakan MoU tersebut pada dasarnya ialah upaya tentang bagaimana mengoptimalkan potensi dari masing-masing anak perusahaan dan unit PLN.
"Karena selama ini PLN sudah mempunyai strategi dalam mengelola portofolio ini namanya PLN Solid. Jadi ini implementasi dari PLN Solid," kata dia.
Najahul Imtihan mengatakan selama ini mungkin ada beberapa kompetensi dan kapabilitas yang dimiliki masing-masing anak perusahaaan PT PLN yang satu sama lain itu tidak saling mengetahui atau belum dimanfaatkan dengan optimal.
"Sehingga dengan adanya MoU ini diharapkan bahwa potensi dan kompetensi yang ada di masing-masing anak perusahaan PLN atau unit-unit PLN akan tereksplore dan terpakai dengan optimal, yang pada akhirnya akan lebih mengefisienkan Biaya Pokok Penyediaan (BPP) listrik PLN dan masyarakat itu bisa menikmati harga listrik yang terjangkau," katanya.
Lebih lanjut Najahul mengatakan MoU tersebut tidak hanya sebatas menyediakan komponen kelistrikan dari PLN Pusharlis kepada PT Pelayaran Bahtera Adhiguna semata namun bisa lebih dari hal tersebut.
"Dengan MoU ini kami akan juga melihat potensi yang dimiliki PT Pelayaran Bahtera Adhiguna, apa yang bisa dikerjasamakan dengan mereka. Sebagai contohnya kapal BAG bisa mengangkut peralatan PLN setelah dia selesai mengangkut batu bara," kata dia.
"Dan ini ialah sebuah peluang yang luar biasa, jadi tidak hanya BAG menggunakan komponen buatan Pusharlis tapi kami juga bisa memanfaatkan jasa BAG (Bahtera Adhiguna)," kata dia.
Sementara itu, Dirut PT Pelayaran Bahtera Adhiguna Rully Firmansyah mengatakan pihaknya membuka "pintu" seluas-luasnya kepada PT PLN Pusharlis pasca dilakukan penandatangan MoU tersebut.
"Ke depan kita buka diskusi dengan Pusharlis, kita akan buka mana saja alat kita yang perawatannya ekonomis atau menguntungkan bagi Pusharlis. BAG saat ini sedang berkembang dan kita butuh kerja sama," kata Rully.
Ia mengatakan PT Pelayaran Bahtera Adhiguna sendiri memiliki cita-cita menjadi perusahaan logistik batubara terbesar di Indonesia dalam kurun waktu lima tahun ke depan.
"Target kami, lima tahun ke depan bisa memiliki 50 kapal, tahun lalau kami punya 10 kapal dan saat ini kami akan membeli tiga kapal lagi. Dua kapal besar dan satu kapalnya itu setara dengan tujuh kapal tongkang," kata Rully.
Ditempat yang sama EVP Portofolio Management PT PLN (Persero) Gong Matua Hasibuan menuturkan MoU tersebut merupakan awal yang baik dan diharapkan MoU serupa bisa dilakukan dengan anak perusahaan tapi juga dengan unit perusahaan.
"Karena belanja unit anak usaha ini sangat besar dan saya yakin Pushalis punya potensi untuk itu (melakukan peluang kerja sama dengan anak perusahaan atau unit usaha PLN)," kata Gong.
MoU tersebut ditandatangani oleh General Manager PLN Pusharlis Bandung Najahul Imtihan dan Dirut PT Pelayaran Bahtera Adhiguna Rully Firmansyah dan disaksikan oleh EVP Portfolio Management PT PLN (Persero) Gong Matua Hasibuan dan Komisaris Utama PT Pelayaran Bahtera Adhiguna Alimuddin.
GM PLN Pusharlis Bandung Najahul Imtihan mengatakan MoU tersebut pada dasarnya ialah upaya tentang bagaimana mengoptimalkan potensi dari masing-masing anak perusahaan dan unit PLN.
"Karena selama ini PLN sudah mempunyai strategi dalam mengelola portofolio ini namanya PLN Solid. Jadi ini implementasi dari PLN Solid," kata dia.
Najahul Imtihan mengatakan selama ini mungkin ada beberapa kompetensi dan kapabilitas yang dimiliki masing-masing anak perusahaaan PT PLN yang satu sama lain itu tidak saling mengetahui atau belum dimanfaatkan dengan optimal.
"Sehingga dengan adanya MoU ini diharapkan bahwa potensi dan kompetensi yang ada di masing-masing anak perusahaan PLN atau unit-unit PLN akan tereksplore dan terpakai dengan optimal, yang pada akhirnya akan lebih mengefisienkan Biaya Pokok Penyediaan (BPP) listrik PLN dan masyarakat itu bisa menikmati harga listrik yang terjangkau," katanya.
Lebih lanjut Najahul mengatakan MoU tersebut tidak hanya sebatas menyediakan komponen kelistrikan dari PLN Pusharlis kepada PT Pelayaran Bahtera Adhiguna semata namun bisa lebih dari hal tersebut.
"Dengan MoU ini kami akan juga melihat potensi yang dimiliki PT Pelayaran Bahtera Adhiguna, apa yang bisa dikerjasamakan dengan mereka. Sebagai contohnya kapal BAG bisa mengangkut peralatan PLN setelah dia selesai mengangkut batu bara," kata dia.
"Dan ini ialah sebuah peluang yang luar biasa, jadi tidak hanya BAG menggunakan komponen buatan Pusharlis tapi kami juga bisa memanfaatkan jasa BAG (Bahtera Adhiguna)," kata dia.
Sementara itu, Dirut PT Pelayaran Bahtera Adhiguna Rully Firmansyah mengatakan pihaknya membuka "pintu" seluas-luasnya kepada PT PLN Pusharlis pasca dilakukan penandatangan MoU tersebut.
"Ke depan kita buka diskusi dengan Pusharlis, kita akan buka mana saja alat kita yang perawatannya ekonomis atau menguntungkan bagi Pusharlis. BAG saat ini sedang berkembang dan kita butuh kerja sama," kata Rully.
Ia mengatakan PT Pelayaran Bahtera Adhiguna sendiri memiliki cita-cita menjadi perusahaan logistik batubara terbesar di Indonesia dalam kurun waktu lima tahun ke depan.
"Target kami, lima tahun ke depan bisa memiliki 50 kapal, tahun lalau kami punya 10 kapal dan saat ini kami akan membeli tiga kapal lagi. Dua kapal besar dan satu kapalnya itu setara dengan tujuh kapal tongkang," kata Rully.
Ditempat yang sama EVP Portofolio Management PT PLN (Persero) Gong Matua Hasibuan menuturkan MoU tersebut merupakan awal yang baik dan diharapkan MoU serupa bisa dilakukan dengan anak perusahaan tapi juga dengan unit perusahaan.
"Karena belanja unit anak usaha ini sangat besar dan saya yakin Pushalis punya potensi untuk itu (melakukan peluang kerja sama dengan anak perusahaan atau unit usaha PLN)," kata Gong.