Dinas Pariwisata Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengharapkan keberadaan Museum Sejarah Jawa atau Museum History Of Java di Jalan Parangtritis dapat menambah daya tarik wisata bagi daerahnya.
"Kalau kita berbicara Bantul itu pintu masuk salah satunya Jalan Parangtritis, harapannya mudah-mudahan keberadaan museum itu bisa menjadi salah satu daya tarik juga," kata Kepala Dinas Pariwisata Bantul Kwintarto Heru Prabowo di Bantul, Minggu.
Museum Sejarah Jawa di Jalan Parangtritis Desa Bangunharjo, yang belum lama dibuka ini makin dikenal masyarakat menyusul Festival Mi Bantul yang diselenggarakan Dinas Pariwisata di kompleks museum itu beberapa waktu lalu.
Dia mengatakan, museum yang menyimpan berbagai koleksi peninggalan serta dokumentasi budaya Jawa ini memang dikelola pihak swasta, namun hal itu bukan menjadi kendala dalam upaya memajukan sektor pariwisata Bantul.
"Kalau kita berbicara parwisata, prinsipnya, tidak berbicara swasta, pemerintah ataupun masyarakat, tapi berbicara bahwa ini bisa menjadi daya tarik," katanya.
Dengan demikian, kata dia, ketika ada daya tarik wisata, maka di sekitar kawasan tersebut berdampak pada muncul berbagai usaha baru misalnya kuliner atau usaha lain yang berpotensi menggerakan ekonomi masyarakat.
"Kalau orang melihat museum mungkin kulinernya juga di sekitaran sini, sehingga masyarakat akan ikut menikmati juga. Jadi, kita kenapa ikut mempromosikan juga karena kita ingin membantu, bukan persoalan ini swasta," katanya.
Kwintarto mengatakan, apalagi di wilayah Bantul juga terdapat beberapa wahana wisata air yang dikelola swasta, yang tentunya berdampak pada sektor ekonomi masyarakat, sebab ketika orang datang ke Bantul mereka belanja atau jajan di sekitarnya.
"Kalau pemerintah secara khusus tidak membuat kegiatan khusus, tapi dengan kita mengadakan festival mi itu bagian dari kita biar orang kenal bahwa ini lho ada History of Java saja, jadi kita tidak mempromosikan langsung," katanya.
Baca juga: Ratusan helai kain adat hadir di Museum Kepresidenan Bogor
Baca juga: Museum Gedung Sate dikunjungi 148.143 orang sejak Desember 2017
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019
"Kalau kita berbicara Bantul itu pintu masuk salah satunya Jalan Parangtritis, harapannya mudah-mudahan keberadaan museum itu bisa menjadi salah satu daya tarik juga," kata Kepala Dinas Pariwisata Bantul Kwintarto Heru Prabowo di Bantul, Minggu.
Museum Sejarah Jawa di Jalan Parangtritis Desa Bangunharjo, yang belum lama dibuka ini makin dikenal masyarakat menyusul Festival Mi Bantul yang diselenggarakan Dinas Pariwisata di kompleks museum itu beberapa waktu lalu.
Dia mengatakan, museum yang menyimpan berbagai koleksi peninggalan serta dokumentasi budaya Jawa ini memang dikelola pihak swasta, namun hal itu bukan menjadi kendala dalam upaya memajukan sektor pariwisata Bantul.
"Kalau kita berbicara parwisata, prinsipnya, tidak berbicara swasta, pemerintah ataupun masyarakat, tapi berbicara bahwa ini bisa menjadi daya tarik," katanya.
Dengan demikian, kata dia, ketika ada daya tarik wisata, maka di sekitar kawasan tersebut berdampak pada muncul berbagai usaha baru misalnya kuliner atau usaha lain yang berpotensi menggerakan ekonomi masyarakat.
"Kalau orang melihat museum mungkin kulinernya juga di sekitaran sini, sehingga masyarakat akan ikut menikmati juga. Jadi, kita kenapa ikut mempromosikan juga karena kita ingin membantu, bukan persoalan ini swasta," katanya.
Kwintarto mengatakan, apalagi di wilayah Bantul juga terdapat beberapa wahana wisata air yang dikelola swasta, yang tentunya berdampak pada sektor ekonomi masyarakat, sebab ketika orang datang ke Bantul mereka belanja atau jajan di sekitarnya.
"Kalau pemerintah secara khusus tidak membuat kegiatan khusus, tapi dengan kita mengadakan festival mi itu bagian dari kita biar orang kenal bahwa ini lho ada History of Java saja, jadi kita tidak mempromosikan langsung," katanya.
Baca juga: Ratusan helai kain adat hadir di Museum Kepresidenan Bogor
Baca juga: Museum Gedung Sate dikunjungi 148.143 orang sejak Desember 2017
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019