Perajin gula merah di sejumlah kecamatan di Cianjur selatan, Jawa Barat, memilih menjual bahan baku atau air lahang langsung ke Bandung karena dianggap lebih menguntungkan akibat minimnya pemesanan.
"Kami memilih langsung menjual ke pengepul di Bandung karena tidak perlu mengolah, ditambah harga yang ditawarkan cukup menjanjikan. Sampai satu bulan ke depan tingkat pemesanan masih kurang," kata Jai (42) perajin gula aren saat dihubungi Selasa.
Ia menjelaskan, saat ini perajin memilih menjual bahan baku air lahang langsung ke pengepul karena harga yang cukup besar dibandingkan memproduski gula merah dengan keuntungan lebih.
"Kalau dijual ke pengepul perbandingan harganya ada kelebihan Rp50 ribu dibandingkan kalau diolah menjadi gula merah hanya mendapat keuntungan tipis, belum membeli kayu bakar. Kalau jual lahang tidak perlu mengolah," katanya.
Sementara bandar besar gula merah di Kecamatan Naringgul, H Cahma (64) mengatakan meskipun tidak ada pengaruh maraknya perajin yang menjual langsung bahan baku ke pengepul, namun pihaknya cukup menyayangkan.
Pasalnya sebagian besar air lahang tersebut dijadikan bahan untuk membuat minuman keras. Hal tersebut akibat masih rendahnya harga gula merah di pasaran.
"Kalau saya berharap perajin tetap memproduksi gula merah, tidak menjual air lahang ke pengepul. Selama ini murahnya harga di pasaran membuat perajin memilih menjual bahan baku tanpa harus mengolah," katanya.
Saat ini, tambah dia, tingkat pemesanan masih rendah, sehingga perajin memilih menjual langsung bahan baku ke pengepul dengan harga yang cukup menggiurkan. Namun pihaknya memprediksi satu bulan kedepan mereka akan kembali membuat gula merah.
"Harga beli dari petani Rp11.000/kg dan saya menjual kembali ke pedagang di sejumlah pasar di Bandung dan Cianjur Rp12 ribu perkilogram. Kalau harga gula merah bagus perajin pasti akan kembali memproduksi gula merah," katanya.
Baca juga: Faktor cuaca, harga gula pasir di Cianjur naik
Baca juga: Harga gula murah akibatkan lahan tebu di Cirebon menyusut
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019
"Kami memilih langsung menjual ke pengepul di Bandung karena tidak perlu mengolah, ditambah harga yang ditawarkan cukup menjanjikan. Sampai satu bulan ke depan tingkat pemesanan masih kurang," kata Jai (42) perajin gula aren saat dihubungi Selasa.
Ia menjelaskan, saat ini perajin memilih menjual bahan baku air lahang langsung ke pengepul karena harga yang cukup besar dibandingkan memproduski gula merah dengan keuntungan lebih.
"Kalau dijual ke pengepul perbandingan harganya ada kelebihan Rp50 ribu dibandingkan kalau diolah menjadi gula merah hanya mendapat keuntungan tipis, belum membeli kayu bakar. Kalau jual lahang tidak perlu mengolah," katanya.
Sementara bandar besar gula merah di Kecamatan Naringgul, H Cahma (64) mengatakan meskipun tidak ada pengaruh maraknya perajin yang menjual langsung bahan baku ke pengepul, namun pihaknya cukup menyayangkan.
Pasalnya sebagian besar air lahang tersebut dijadikan bahan untuk membuat minuman keras. Hal tersebut akibat masih rendahnya harga gula merah di pasaran.
"Kalau saya berharap perajin tetap memproduksi gula merah, tidak menjual air lahang ke pengepul. Selama ini murahnya harga di pasaran membuat perajin memilih menjual bahan baku tanpa harus mengolah," katanya.
Saat ini, tambah dia, tingkat pemesanan masih rendah, sehingga perajin memilih menjual langsung bahan baku ke pengepul dengan harga yang cukup menggiurkan. Namun pihaknya memprediksi satu bulan kedepan mereka akan kembali membuat gula merah.
"Harga beli dari petani Rp11.000/kg dan saya menjual kembali ke pedagang di sejumlah pasar di Bandung dan Cianjur Rp12 ribu perkilogram. Kalau harga gula merah bagus perajin pasti akan kembali memproduksi gula merah," katanya.
Baca juga: Faktor cuaca, harga gula pasir di Cianjur naik
Baca juga: Harga gula murah akibatkan lahan tebu di Cirebon menyusut
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019