Cianjur, 12/11 (Antara) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Cianjur, Jawa Barat menetapkan status siaga bencana banjir dan longsor sejak 1 sampai 31 November seiring dengan keluarnya surat peringatan dari BMKG.
"BPBD Cianjur mencatat sejak satu bulan terakhir, sembilan kecamatan dilanda bencana alam banjir, puting beliung, dan longsor," kata Sekretaris BPBD Cianjur Sugeng Supriyatno di Cianjur Senin.
Banjir dan longsor melanda Kecamatan Leles, Agrabinta, Sukaresmi, Cikadu, dan Cijati, sedangkan kejadian yang terbaru di Kecamatan Naringgul.
Puting beliung terjadi di Cipanas dan pergerakan tanah terjadi di empat titik di dua kecamatan, yakni Bojongpicung dan Cikalongkulon.
Memasuki musim penghujan yang mulai merata di seluruh wilayah dengan intensitas tinggi, membuat pihaknya terus melakukan pengawasan dan melakukan antisipasi serta pencegahan terjadinya bencana.
"Kami menyiagakan 360 relawan yang ada di 12 desa tanggap bencana dari total 343 desa. Mereka sudah dibekali pengetahuan tentang kebencanaan dan segera bertindak ketika dibutuhkan," katanya.
Sosialisasi pencegahan dan antisipasi bencana dilakukan dengan cara membersihkan saluran serta melakukan penanaman pohon keras untuk antisipasi banjir dan longsor.
Upaya desa tanggap bencana mencakup daerah rawan bencana yang tersebar di sebagian besar wilayah Cianjur mulai dari utara, tengah, timur, barat, hingga selatan.
"Kami juga mengimbau warga untuk cepat tanggap bencana, ketika melihat tanda-tanda akan terjadi bencana segera mengungsi dan melapor ke BPBD atau relawan setempat," katanya.
Terkait dengan penanganan longsor di Kecamatan Naringgul yang menutup landasan jalan utama sepanjang 50 meter, menjelang malam sudah terbuka, meskipun belum dapat dilalui dari kedua arah secara normal.
"Kami sudah berkordinasi dengan Kementerian PUPR, diupayakan esok hari jalur tersebut sudah dapat dilalui karena tim sudah berhasil menyingkirkan material longsor, namun hujan masih turun deras," katanya.
Petugas baru melakukan sistim buka tutup satu arah untuk menghindari jika terjadi longsor susulan yang dapat terjadi kapan pun dan menyebabkan korban jiwa atau materi.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2018
"BPBD Cianjur mencatat sejak satu bulan terakhir, sembilan kecamatan dilanda bencana alam banjir, puting beliung, dan longsor," kata Sekretaris BPBD Cianjur Sugeng Supriyatno di Cianjur Senin.
Banjir dan longsor melanda Kecamatan Leles, Agrabinta, Sukaresmi, Cikadu, dan Cijati, sedangkan kejadian yang terbaru di Kecamatan Naringgul.
Puting beliung terjadi di Cipanas dan pergerakan tanah terjadi di empat titik di dua kecamatan, yakni Bojongpicung dan Cikalongkulon.
Memasuki musim penghujan yang mulai merata di seluruh wilayah dengan intensitas tinggi, membuat pihaknya terus melakukan pengawasan dan melakukan antisipasi serta pencegahan terjadinya bencana.
"Kami menyiagakan 360 relawan yang ada di 12 desa tanggap bencana dari total 343 desa. Mereka sudah dibekali pengetahuan tentang kebencanaan dan segera bertindak ketika dibutuhkan," katanya.
Sosialisasi pencegahan dan antisipasi bencana dilakukan dengan cara membersihkan saluran serta melakukan penanaman pohon keras untuk antisipasi banjir dan longsor.
Upaya desa tanggap bencana mencakup daerah rawan bencana yang tersebar di sebagian besar wilayah Cianjur mulai dari utara, tengah, timur, barat, hingga selatan.
"Kami juga mengimbau warga untuk cepat tanggap bencana, ketika melihat tanda-tanda akan terjadi bencana segera mengungsi dan melapor ke BPBD atau relawan setempat," katanya.
Terkait dengan penanganan longsor di Kecamatan Naringgul yang menutup landasan jalan utama sepanjang 50 meter, menjelang malam sudah terbuka, meskipun belum dapat dilalui dari kedua arah secara normal.
"Kami sudah berkordinasi dengan Kementerian PUPR, diupayakan esok hari jalur tersebut sudah dapat dilalui karena tim sudah berhasil menyingkirkan material longsor, namun hujan masih turun deras," katanya.
Petugas baru melakukan sistim buka tutup satu arah untuk menghindari jika terjadi longsor susulan yang dapat terjadi kapan pun dan menyebabkan korban jiwa atau materi.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2018