Cirebon (Antaranews Jabar) - Keraton Kasepuhan Cirebon, Jawa Barat bekerja sama dengan Pengurus Besar Nahdlatul `Ulama (PBNU) menggelar "Festival Tajug" dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional.

Ketua Panitia Festival Tajug Tahun 2018, K.H. Mustofa Aqiel Siradj di Cirebon, Sabtu mengatakan "Festival Tajug" dalam rangka Hari Santri Nasional 2018 merupakan realisasi dari wasiat Kanjeng Sunan Gunung Jati yaitu "Ingsun titip tajug lan fakir miskin" (Saya menitipkan masjid dan fakir miskin).

"Sebagai umat yang beriman, kita harus dapat meneruskan dan menjaga tajug," katanya.

Dia mengatakan fungsi tajug luas, tidak hanya sebagai pusat peribadatan namun juga dakwah, serta meningkatkan perekonomian umat.

Mustofa berharap, "Festival Tajug" bisa dijadikan sebagai kegiatan rutin setiap tahun.

"Baik oleh Keraton Kasepuhan maupun Pemerintah Daerah Kota Cirebon yang didukung oleh Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat," tuturnya.

Sultan Sepuh XIV Keraton Kasepuhan, Sultan Arief Natadiningrat, mengatakan bahwa tajug fondasi dalam syiar Islam sehingga harus dijaga bersama-sama.

"Kami mengharapkan `Festival Tajug` ini yang merupakan rangkaian peringatan Hari Santri Nasional, para santri bisa menjadi pelopor untuk meramaikan tajug di darah masing-masing di mana mereka berasal," katanya.

Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum bersyukur dan berterima kasih kepada Presiden Joko Widodo yang telah menetapkan Hari Santri Nasional setiap 22 Oktober karena hal itu salah satu bagian dari syiar Islam.

Uu juga meminta kepada semua pihak, khususnya pemerintah daerah, untuk bisa menganggarkan pendidikan bagi santri, di antaranya dana BOS untuk santri seperti dana BOS yang diterima pelajar lainnya.

"Karena santri juga pelajar, bagian dari tunas bangsa Indonesia yang harus diperhatikan," kata dia.

 

Pewarta: Khaerul Izan

Editor : Ajat Sudrajat


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2018