antarajabar - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Cianjur, Jawa Barat meninjau wilayah paling rawan bencana pergerakan tanah, longsor dan banjir sekaligus mengingatkan warga agar waspada tanda-tanda bencana.

Kepala BPBD Cianjur Ahmad Rifai Azhari di Cianjur, Jumat mengatkan sejak awal November pihaknya telah mencanangkan gerakan untuk mewaspadai banjir dan longsor, terlebih menjelang puncak musim penghujan.

Sejak keluarnya surat edaran tanggap darurat bencana, BPBD terus bergerak melakukan pengawasan dan antisipasi bencana.

"Kami juga mengimbau aparat kecamatan dan desa, untuk siaga bencana dan menempatkan sejumlah relawan di titik rawan," katanya.

BPBD akan meninjau lapangan bersama unsur muspida, sebagai bentuk uji lapang yang digelar di Kecamatan Cikalongkulon, sebagai upaya pencegahan jatuhnya korban jiwa dan dampak besar dari bencana.

"Kami akan menggelar simulasi kebencanaan, ketika bencana terjadi, warga harus melakukan apa, sehingga ketika terjadi bencana tidak terdapat korban jiwa," katanya.

Dia akan melakukan sosialisasi di sejumlah wilayah yang masuk zona merah bencana banjir dan longsor.

"Tidak hanya di satu titik, semua yang sudah terpetakan masuk zona merah, pasti didatangi untuk disosialisasikan antisipasi bencana," katanya.

Sedangkan untuk menghadapi puncak musim hujan, BPBD tengah berkoordinasi dengan instansi terkait untuk menangani sekolah dan pemukiman warga yang terkena dampak bencana.

"Kami utamakan pembangunan sekolah salah satunya di Sukaresmi. Kami sudah koordinasi dengan Dinas Pendidikan untuk segera direlokasi dan dibuatkan bangunan baru di lokasi yang aman, termasuk yang di Desa Waringinsari, Kecamatan Takokak," katanya.

Pewarta: Ahmad Fikri

Editor : Ajat Sudrajat


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2017