Pemerintah Kabupaten Kuningan, Jawa Barat menyiapkan lahan seluas 1.300 hektare di wilayah timur daerah itu sebagai kawasan industri untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi melalui strategi pembangunan berbasis heptahelix.
Penjabat (Pj) Sekretaris Daerah (Sekda) Kuningan Wahyu Hidayah mengatakan kawasan industri yang berlokasi di Kecamatan Cidahu dan Cimahi itu, dirancang untuk menjadi pusat penyerapan tenaga kerja dan magnet investasi baru.
"Kawasan timur disiapkan sebagai sentra industri agar pembangunan tetap seimbang," ujarnya di Kuningan, Rabu.
Ia menegaskan wilayah barat dan selatan di Kabupaten Kuningan, tetap dikembangkan sebagai pusat untuk kegiatan pariwisata serta pertanian.
Dengan demikian, kata Wahyu, penyediaan lahan untuk kawasan industri ini tidak akan mengganggu kedua sektor tersebut serta para investor bisa lebih mudah guna menanamkan modalnya di Kabupaten Kuningan.
“Kehadiran investor di kawasan industri pun dapat memangkas jumlah pengangguran secara signifikan,” katanya.
Ia menyebut angka pengangguran di Kuningan, saat ini masih sekitar 48 ribu orang atau 7,78 persen.
Menurut dia, jika satu investor mampu menampung hingga 5.000 pekerja, maka kehadiran 10 investor sudah bisa mengurangi separuh angka pengangguran yang ada.
Adapun pada 2025, kata dia, pemerintah daerah menargetkan nilai investasi yang masuk ke daerahnya yakni mencapai Rp1,9 triliun.
"Investasi ini dapat berdampak pada ekonomi serta menyelesaikan persoalan sosial. Dengan lapangan kerja tersedia, pengangguran turun maka kemiskinan ekstrem bisa ditekan," katanya.
Wahyu menuturkan langkah tersebut juga selaras dengan dokumen perencanaan pembangunan, mulai dari RPJPD (Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah), RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah) hingga revisi RTRW (Rencana Tata Ruang Wilayah) yang tengah disusun pemerintah daerah.
Dalam strategi heptahelix, Pemkab Kuningan mengoptimalkan peran diaspora melalui program Kuningan Connection agar putra-putri daerah yang sukses di perantauan dapat kembali membangun kampung halaman.
"Kita mengajak diaspora untuk ikut berkontribusi, baik melalui investasi, membuka usaha, atau sekadar berbagi pengalaman agar pembangunan daerah semakin cepat," katanya.
Wahyu menyamlaikan heptahelix menjadi model kolaboratif yang melibatkan tujuh unsur utama yakni pemerintah, akademisi, komunitas, media, dunia usaha, investor, dan diaspora.
Selain fokus pada industri besar, pihaknya tetap membuka ruang untuk pengembangan UMKM agar dapat naik kelas melalui edukasi, promosi, serta fasilitasi permodalan.
“UMKM berperan sebagai pondasi ekonomi kerakyatan yang harus terus diperkuat agar mampu bertahan,” ucap dia.
Editor : Riza Fahriza
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2025