Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Indramayu, Jawa Barat, berkolaborasi bersama Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) untuk program revitalisasi yang akan mengalihfungsikan 18 ribu hektare (ha) lahan tambak di daerah itu menjadi kawasan budi daya ikan nila salin.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024
Penjabat Sementara (Pjs) Bupati Indramayu Dedi Taufik mengatakan, pihaknya mendukung penuh program tersebut karena upaya ini bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat, terutama yang tinggal di kawasan pesisir Indramayu.
“Kami optimistis program ini bisa meningkatkan produksi perikanan serta kesejahteraan nelayan pesisir,” kata Dedi dalam keterangannya di Indramayu, Jumat.
Ia menjelaskan, program revitalisasi ini merupakan langkah penting untuk mengalihkan kegiatan budi daya udang ke nila salin, yang relatif lebih mudah dikelola oleh masyarakat.
Selain itu, pihaknya menganggap nila salin sebagai komoditas yang bernilai ekonomis karena permintaan pasar terhadap ikan tersebut cukup tinggi.
Dengan alih fungsi ini, Pemkab Indramayu dapat menjaga produksi perikanan secara signifikan, yang pada gilirannya bisa membantu pemerintah pusat untuk memenuhi kebutuhan sumber protein hewani bagi masyarakat.
“Kalau produksi ikan melimpah, kita bisa mengurangi ketergantungan pada impor,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Indramayu Edi Umaedi mengungkapkan saat ini di daerahnya terdapat 22 ribu ha lahan tambak.
Dia mengungkapkan program revitalisasi tambak udang seluas 18 ribu ha, menjadi area budi daya ikan nila salin dilakukan secara bertahap dalam tiga tahun ke depan.
Dia mengungkapkan program revitalisasi tambak udang seluas 18 ribu ha, menjadi area budi daya ikan nila salin dilakukan secara bertahap dalam tiga tahun ke depan.
Dia menyebutkan, proses revitalisasi ini akan dimulai di beberapa kecamatan yaitu Pasekan, Sindang, Indramayu, Losarang dan Kandanghaur.
“Data lahan dan pemiliknya sudah kami siapkan, estimasi totalnya mencapai 3.000 ha yang siap untuk direvitalisasi,” tuturnya.
Edi menambahkan program ini juga melibatkan sejumlah pemangku kepentingan, perguruan tinggi, hingga kelompok nelayan serta pembudi daya, guna menjamin keberhasilan pelaksanaan program tersebut.
“Program ini diharapkan mampu menjadikan Indramayu sebagai salah satu pusat produksi nila salin di Indonesia,” ucap dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024