Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Cianjur, Jawa Barat, mencatat sekitar 2.500 ruang kelas Sekolah Dasar di Cianjur rusak berat dan ribuan lainnya rusak sedang dan ringan, sehingga berbagai cara dilakukan untuk mengurangi kelas yang rusak.
Kepala Bidang Sekolah Dasar (SD) Disdikpora Cianjur Arifin, di Cianjur, Senin, mengatakan sejak tahun 2022 pihaknya telah melalukan pendataan bangunan sekolah yang rusak, dengan rincian rusak sedang 1.500 kelas dan rusak ringan 2.000 kelas.
Baca juga: KPAI: Faktor budaya sebabkan tingginya putus sekolah di Cianjur
"Jumlahnya akan terus bertambah setiap tahunya seiring waktu karena masih banyak sekolah yang belum tersentuh perbaikan atau mendapat bantuan untuk perbaikan, sedangkan anggaran yang tersedia sangat minim sehingga dilakukan skala prioritas," katanya.
Jumlah tersebut, menurut dia, di luar kekurangan ruang kelas baru yang mencapai 1.100 ruangan akibat jumlah siswa yang mengalami kenaikan setiap tahunnya, terdata kurang lebih 250 ribu siswa SD negeri dan swasta se-Cianjur.
Hal tersebut membuat sekolah kekurangan kelas yang sudah didata dan diajukan pihak dinas, seperti di SDN Sukaluyu 1 yang terpaksa menggunakan ruangan bekas kantor untuk ruang belajar murid kelas II karena jumlah murid terus bertambah.
"Karena jam belajar yang serentak dilakukan pihak sekolah terpaksa memakai ruang bekas kantor untuk proses belajar mengajar siswa, seharusnya kelas I dan II menggunakan kelas yang sama atau paralel, namun dengan jam yang berbeda pagi dan siang," katanya.
Selama ini, tutur dia, baru 87 ruang kelas yang dikelola dengan anggaran Dana Alokasi Umum (DAU) di mana rata-rata satu lokal dibangun dengan anggaran kurang lebih Rp100 juta.
Namun tidak sedikit sekolah yang mendapatkan bantuan dari Corporate Social Responsibility (CSR) seperti sekolah di Cibeber yang dibangun dua lokal oleh Institut Teknologi Bandung (ITB).
"Kementerian PUPR merencanakan pembangunan kelas baru untuk 32 SD di Cianjur, sehingga beberapa sekolah termasuk SDN Sukaluyu 1 termasuk penerima bantuan tersebut," katanya.
Selama ini, kata dia, pihaknya banyak mengajukan perbaikan bangunan sekolah yang rusak namun terbatasnya anggaran dari APBD Cianjur, membuat pihaknya mengajukan bantuan ke pemerintah provinsi dan pusat serta CSR dari perusahaan swasta.
Baca juga: Disdikpora Cianjur kerja sama bantu kekurangan mebeler 1.200 SD
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Disdikpora: 2.500 ruang kelas SD di Cianjur rusak berat
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024
Kepala Bidang Sekolah Dasar (SD) Disdikpora Cianjur Arifin, di Cianjur, Senin, mengatakan sejak tahun 2022 pihaknya telah melalukan pendataan bangunan sekolah yang rusak, dengan rincian rusak sedang 1.500 kelas dan rusak ringan 2.000 kelas.
Baca juga: KPAI: Faktor budaya sebabkan tingginya putus sekolah di Cianjur
"Jumlahnya akan terus bertambah setiap tahunya seiring waktu karena masih banyak sekolah yang belum tersentuh perbaikan atau mendapat bantuan untuk perbaikan, sedangkan anggaran yang tersedia sangat minim sehingga dilakukan skala prioritas," katanya.
Jumlah tersebut, menurut dia, di luar kekurangan ruang kelas baru yang mencapai 1.100 ruangan akibat jumlah siswa yang mengalami kenaikan setiap tahunnya, terdata kurang lebih 250 ribu siswa SD negeri dan swasta se-Cianjur.
Hal tersebut membuat sekolah kekurangan kelas yang sudah didata dan diajukan pihak dinas, seperti di SDN Sukaluyu 1 yang terpaksa menggunakan ruangan bekas kantor untuk ruang belajar murid kelas II karena jumlah murid terus bertambah.
"Karena jam belajar yang serentak dilakukan pihak sekolah terpaksa memakai ruang bekas kantor untuk proses belajar mengajar siswa, seharusnya kelas I dan II menggunakan kelas yang sama atau paralel, namun dengan jam yang berbeda pagi dan siang," katanya.
Selama ini, tutur dia, baru 87 ruang kelas yang dikelola dengan anggaran Dana Alokasi Umum (DAU) di mana rata-rata satu lokal dibangun dengan anggaran kurang lebih Rp100 juta.
Namun tidak sedikit sekolah yang mendapatkan bantuan dari Corporate Social Responsibility (CSR) seperti sekolah di Cibeber yang dibangun dua lokal oleh Institut Teknologi Bandung (ITB).
"Kementerian PUPR merencanakan pembangunan kelas baru untuk 32 SD di Cianjur, sehingga beberapa sekolah termasuk SDN Sukaluyu 1 termasuk penerima bantuan tersebut," katanya.
Selama ini, kata dia, pihaknya banyak mengajukan perbaikan bangunan sekolah yang rusak namun terbatasnya anggaran dari APBD Cianjur, membuat pihaknya mengajukan bantuan ke pemerintah provinsi dan pusat serta CSR dari perusahaan swasta.
Baca juga: Disdikpora Cianjur kerja sama bantu kekurangan mebeler 1.200 SD
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Disdikpora: 2.500 ruang kelas SD di Cianjur rusak berat
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024