Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Cianjur, Jawa Barat bekerja sama dengan berbagai pihak untuk menutupi kekurangan meja dan kursi atau mebeler di hampir 1.200 lebih SD di daerah itu selain mengandalkan APBD setempat.
Kepala Disdikpora Cianjur Ruhli Solehudin di Cianjur, Senin, mengatakan untuk menutupi kebutuhan seribu sekolah yang masih kekurangan mabeler, pihaknya juga melibatkan perusahaan dalam penyaluran dan program tanggung jawab sosial perusahaan atau corporate social responsibility (CSR).
Baca juga: Pemkab Cianjur memberikan bantuan ratusan kambing untuk kelompok peternak
"Kami mencari tambahan di luar APBD yang setiap tahun selalu dianggarkan untuk pendidikan, termasuk melibatkan perusahaan dalam menyalurkan dana CSR-nya, sehingga kekurangan fasilitas penunjang dapat terpenuhi," katanya.
Pihaknya mencatat untuk memenuhi sarana dan prasarana penunjang bagi seribuan SD di Cianjur, membutuhkan waktu hingga 12 tahun ke depan. Namun, hal tersebut dapat dipangkas selama berbagai pihak dan kalangan dapat membantu selain mengandalkan dana pemerintah.
Tidak hanya mengandalkan APBD Cianjur, setiap tahun Disdikpora Cianjur mengajukan permohonan ke pemerintah provinsi dan pusat serta swasta agar dapat membantu memenuhi kekurangan mebeler untuk SD dan SMP di daerah itu selain dana pembangunan untuk sekolah rusak.
"Berbagai upaya yang kami lakukan termasuk permohonan ke Pemprov dan pusat dapat mengurangi jumlah sekolah yang masih kekurangan mebeler dan ruang kelas di Cianjur, karena mengandalkan dari APBD tidak akan cukup dan butuh waktu belasan tahun," katanya.
Bahkan sejak awal Agustus, pihaknya melakukan pemetaan terkait banyaknya sekolah terutama SD di Cianjur yang masih kekurangan ruangan kelas dan mebeler sehingga setiap tahun akan diprioritaskan mendapat bantuan.
"Kami membuat pemetaan agar setiap tahun dari seribuan lebih sekolah dapat terbantu baik ruang kelas atau pengadaan meja dan kursi, secara bertahap dengan target lima tahun ke depan tidak ada lagi sekolah yang kurang ruangan atau meja dan kursi," katanya.
Bahkan, katanya, kebutuhan meja dan kursi untuk sekolah yang kekurangan semakin bertambah setelah gempa Cianjur 2022, tercatat dari 17 kecamatan terdampak sekitar 70 sekolah mengalami rusak berat, sedang, dan ringan.
Meski sudah kembali dibangun dan memiliki ruang kelas yang memadai, belum ditunjang dengan sarana dan prasarana seperti mebeler yang lengkap, sehingga tidak sedikit sekolah yang mengajukan permohonan bantuan.
Baca juga: Pemkab gelar pawai budaya pada puncak Hari Jadi Cianjur ke-347
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024
Kepala Disdikpora Cianjur Ruhli Solehudin di Cianjur, Senin, mengatakan untuk menutupi kebutuhan seribu sekolah yang masih kekurangan mabeler, pihaknya juga melibatkan perusahaan dalam penyaluran dan program tanggung jawab sosial perusahaan atau corporate social responsibility (CSR).
Baca juga: Pemkab Cianjur memberikan bantuan ratusan kambing untuk kelompok peternak
"Kami mencari tambahan di luar APBD yang setiap tahun selalu dianggarkan untuk pendidikan, termasuk melibatkan perusahaan dalam menyalurkan dana CSR-nya, sehingga kekurangan fasilitas penunjang dapat terpenuhi," katanya.
Pihaknya mencatat untuk memenuhi sarana dan prasarana penunjang bagi seribuan SD di Cianjur, membutuhkan waktu hingga 12 tahun ke depan. Namun, hal tersebut dapat dipangkas selama berbagai pihak dan kalangan dapat membantu selain mengandalkan dana pemerintah.
Tidak hanya mengandalkan APBD Cianjur, setiap tahun Disdikpora Cianjur mengajukan permohonan ke pemerintah provinsi dan pusat serta swasta agar dapat membantu memenuhi kekurangan mebeler untuk SD dan SMP di daerah itu selain dana pembangunan untuk sekolah rusak.
"Berbagai upaya yang kami lakukan termasuk permohonan ke Pemprov dan pusat dapat mengurangi jumlah sekolah yang masih kekurangan mebeler dan ruang kelas di Cianjur, karena mengandalkan dari APBD tidak akan cukup dan butuh waktu belasan tahun," katanya.
Bahkan sejak awal Agustus, pihaknya melakukan pemetaan terkait banyaknya sekolah terutama SD di Cianjur yang masih kekurangan ruangan kelas dan mebeler sehingga setiap tahun akan diprioritaskan mendapat bantuan.
"Kami membuat pemetaan agar setiap tahun dari seribuan lebih sekolah dapat terbantu baik ruang kelas atau pengadaan meja dan kursi, secara bertahap dengan target lima tahun ke depan tidak ada lagi sekolah yang kurang ruangan atau meja dan kursi," katanya.
Bahkan, katanya, kebutuhan meja dan kursi untuk sekolah yang kekurangan semakin bertambah setelah gempa Cianjur 2022, tercatat dari 17 kecamatan terdampak sekitar 70 sekolah mengalami rusak berat, sedang, dan ringan.
Meski sudah kembali dibangun dan memiliki ruang kelas yang memadai, belum ditunjang dengan sarana dan prasarana seperti mebeler yang lengkap, sehingga tidak sedikit sekolah yang mengajukan permohonan bantuan.
Baca juga: Pemkab gelar pawai budaya pada puncak Hari Jadi Cianjur ke-347
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024