Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kuningan, Jawa Barat, melakukan pemeliharaan jalur sekat bakar serta membuat embung untuk mengantisipasi risiko kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC) selama musim kemarau.
 
Penjabat (Pj) Bupati Kuningan Iip Hidajat di Kuningan, Rabu, mengatakan pemeliharaan sekat bakar itu dilakukan pada dua titik yakni kawasan Lambosir-Karangdinding-Batu Kikaidin serta Kebun Raya Kuningan-Blok Kupang.

Baca juga: Pemkab Kuningan bantu petani kembangkan buah melon dengan pertanian modern
 
Ia menjelaskan sekat bakar merupakan jalur yang memisahkan areal dalam suatu hamparan guna mencegah dan mengurangi kemungkinan terjadinya karhutla. Sedangkan, pembuatan embung dilakukan pada dua titik lokasi yakni di Blok Kikaidin dan di Blok Kupang.
 
“Jalur sekat bakar ini sangat penting, karena bisa mencegah karhutla. Kalau pun terjadi, nantinya peristiwa ini tidak bakal menyebar ke wilayah lain,” katanya.
 
Iip menuturkan di TNGC terdapat dua jenis sekat bakar. Pertama adalah sekat bakar alami seperti sungai, danau, rawa, atau jurang, serta kedua yaitu sekat bakar buatan berupa parit dan kanal di lahan gambut.
 
Selain itu, lanjut dia, pembuatan embung juga bisa mempermudah pengambilan air saat kebakaran, sehingga tim gabungan tidak perlu mengambil air dari sumber yang lebih rendah.
 
Ia mengimbau semua pihak untuk berkolaborasi dalam merawat dan menjaga Gunung Ciremai dengan maksimal.

“Untuk menjaga dan merawat Gunung Ciremai, mari kita berkolaborasi dengan tenaga dan pikiran maksimal,” ucapnya.
 
Ia menambahkan berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kuningan menunjukkan bahwa selama musim kemarau 2023 lahan hutan yang terbakar di TNGC mencapai 177 hektare.

“Semua pihak harus menjaga Gunung Ciremai, jangan sampai saat kemarau karhutla terjadi,” ujar dia.

Baca juga: Pemkab Kuningan melestarikan tradisi "Babarit" di Hari Jadi ke-526

Pewarta: Fathnur Rohman

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024