Dinas Koperasi UMKM Perdagangan dan Perindustrian (Disekuperdagin) Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, menggelar operasi pasar untuk distributor dan pengecer beras sebagai upaya pengawasan penjualan beras program SPHP agar tidak terjadi penyimpangan.
Sekretaris Diskuperdagin Cianjur, Wahyu Ginanjar di Cianjur, Senin, mengatakan untuk menekan kenaikan harga selain operasi pasar pihaknya sudah siap menggelar pasar pangan murah setiap pekan di setiap kecamatan di Cianjur.
"Saat ini kami menjamin stok beras di pasaran aman sampai beberapa bulan ke depan, bahkan untuk antisipasi seiring tingginya permintaan kami minta dipercepat penyaluran beras SPHP ke distributor dan pedagang eceran beras di Cianjur," katanya.
Berdasarkan pemantauan yang dilakukan rutin setiap harinya terkait harga rata-rata Bahan Pokok dan Bahan Penting (Bapokting) yang dilakukan kontributor dari 5 UPTD pasar seperti Pasar Induk Cianjur, Pasar Muka, Pasar Cipanas, Pasar Cipanas dan Pasar Cibeber.
Pihaknya mencatat harga beras menunjukkan kenaikan setiap tahunnya, namun pada minggu ke 2 bulan Februari tahun 2024 kenaikan harga beras medium mencapai 28,29 persen dan beras premium mencapai 16.15 persen dari Harga Eceran Tertinggi (HET).
"Badan Pangan Nasional dengan Peraturan Badan Pangan Nasional Nomor 7 Tahun 2023 tentang Harga Eceran Tertinggi Beras tanggal 30 Maret 2023 jenis premium sebesar Rp12.000 per kilogram dan beras medium Rp11.000 per kilogram," katanya.
Sedangkan tahun 2024 HET beras premium menjadi Rp16.100 per kilogram dan beras jenis medium menjadi Rp15.200 per kilogram, kenaikan terjadi karena berbagai faktor termasuk cuaca ekstrem yang melanda sebagian besar wilayah Indonesia termasuk Cianjur.
"Sejumlah faktor penyebab lainnya seperti menyusut-nya lahan pertanian, cuaca ekstrim, kemarau panjang dan kekeringan yang menyebabkan gagal panen dan keterlambatan masa tanam padi dan faktor penyebab lainnya," kata Wahyu.
Untuk mengendalikan harga beras tersebut, pihaknya sudah menggelar rapat dengan dinas dan OPD terkait termasuk Bulog Cianjur, dengan menggelar pasar pangan murah dan operasi pasar murah setiap minggu di setiap kecamatan dengan beras SPHP dalam rangka menjamin ketersediaan.
"Termasuk mempercepat penyaluran beras SPHP pada para distributor maupun pedagang eceran beras se Cianjur, mengadakan operasi pasar ke distributor dan pedagang eceran dalam rangka pengawasan penjualan beras SPHP agar tidak terjadi penyimpangan maupun penimbunan," katanya.
Bahkan pihaknya menggencarkan pengawasan pada para distributor dan pengencer beras dengan menggunakan data realisasi penyaluran beras SPHP yang dikeluarkan Bulog Cianjur.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024
Sekretaris Diskuperdagin Cianjur, Wahyu Ginanjar di Cianjur, Senin, mengatakan untuk menekan kenaikan harga selain operasi pasar pihaknya sudah siap menggelar pasar pangan murah setiap pekan di setiap kecamatan di Cianjur.
"Saat ini kami menjamin stok beras di pasaran aman sampai beberapa bulan ke depan, bahkan untuk antisipasi seiring tingginya permintaan kami minta dipercepat penyaluran beras SPHP ke distributor dan pedagang eceran beras di Cianjur," katanya.
Berdasarkan pemantauan yang dilakukan rutin setiap harinya terkait harga rata-rata Bahan Pokok dan Bahan Penting (Bapokting) yang dilakukan kontributor dari 5 UPTD pasar seperti Pasar Induk Cianjur, Pasar Muka, Pasar Cipanas, Pasar Cipanas dan Pasar Cibeber.
Pihaknya mencatat harga beras menunjukkan kenaikan setiap tahunnya, namun pada minggu ke 2 bulan Februari tahun 2024 kenaikan harga beras medium mencapai 28,29 persen dan beras premium mencapai 16.15 persen dari Harga Eceran Tertinggi (HET).
"Badan Pangan Nasional dengan Peraturan Badan Pangan Nasional Nomor 7 Tahun 2023 tentang Harga Eceran Tertinggi Beras tanggal 30 Maret 2023 jenis premium sebesar Rp12.000 per kilogram dan beras medium Rp11.000 per kilogram," katanya.
Sedangkan tahun 2024 HET beras premium menjadi Rp16.100 per kilogram dan beras jenis medium menjadi Rp15.200 per kilogram, kenaikan terjadi karena berbagai faktor termasuk cuaca ekstrem yang melanda sebagian besar wilayah Indonesia termasuk Cianjur.
"Sejumlah faktor penyebab lainnya seperti menyusut-nya lahan pertanian, cuaca ekstrim, kemarau panjang dan kekeringan yang menyebabkan gagal panen dan keterlambatan masa tanam padi dan faktor penyebab lainnya," kata Wahyu.
Untuk mengendalikan harga beras tersebut, pihaknya sudah menggelar rapat dengan dinas dan OPD terkait termasuk Bulog Cianjur, dengan menggelar pasar pangan murah dan operasi pasar murah setiap minggu di setiap kecamatan dengan beras SPHP dalam rangka menjamin ketersediaan.
"Termasuk mempercepat penyaluran beras SPHP pada para distributor maupun pedagang eceran beras se Cianjur, mengadakan operasi pasar ke distributor dan pedagang eceran dalam rangka pengawasan penjualan beras SPHP agar tidak terjadi penyimpangan maupun penimbunan," katanya.
Bahkan pihaknya menggencarkan pengawasan pada para distributor dan pengencer beras dengan menggunakan data realisasi penyaluran beras SPHP yang dikeluarkan Bulog Cianjur.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024