Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Jawa Barat menilai diversifikasi industri harus dilakukan untuk mengantisipasi pelambatan ekonomi yang terjadi, termasuk di Jawa Barat karena situasi global.
"Saya melihat di Jawa Barat, ekonomi melambat karena situasi global. Posisi kita ekspor 40 persen dari manufaktur, saya melihat Jabar harus melakukan diversifikasi jenis industri," kata Kepala DPMPTSP Jawa Barat Nining Yuliastiani di Bandung, Rabu.
Dengan kecenderungan industri Jawa Barat yang 40 persen bergerak pada bidang manufaktur, kata Nining, sangat bergantung pada pasar global, sehingga ketika terjadi gejolak, dampak langsung dirasakan terhadap perekonomian.
Ia mengatakan transisi industri dari manufaktur ke jenis lainnya sesuai kebutuhan pasar harus mulai dipertimbangkan untuk digenjot bila ingin bertahan atas dinamika global.
"Bila ingin bertahan, harus digenjot transisi industri manufaktur ke hilirisasi renewable yaitu yang berkaitan perkebunan, pertanian, peternakan, perikanan, kehutanan dan kelautan," ucap Nining.
Indonesia, khususnya Jawa Barat, kata Nining, harus betul-betul dipertimbangkan dan kalau bisa dijalankan, karena jika dibiarkan saja seperti ini dengan ketidakpastian global, besar kemungkinan terjadinys inflasi, melonjaknya angka pengangguran yang tentunya berujung pada naiknya kemiskinan.
Apalagi, ucap Nining, sektor-sektor alternatif ini telah dibidik oleh sejumlah negara seperti dari Timur Tengah dan China, di mana mereka sangat tertarik menggenjot industri agrikultur di Jawa Barat, karena dinilai berpotensi guna mengantisipasi krisis pangan.
"Ini cukup bagus. Negara Timur Tengah dan China, mereka responsif untuk membangun industri agrikultur di Jawa Barat, karena mereka melihat potensi adanya krisis pangan ke depan," tuturnya.
Ia berharap pada 2024 ini tidak hanya pemerintah tetapi juga swasta dapat mulai mempertimbangkan sektor alternatif tersebut, seiring Pemprov Jabar fokus mendorong pengembangan industri hilirisasi berbasis renewable energy dan mendorong implementasi Green Economy di Jawa Barat.
"Mengingat tingginya potensi sektor-sektor ini dalam mendongkrak perekonomian masyarakat," tuturnya.
"Saya melihat di Jawa Barat, ekonomi melambat karena situasi global. Posisi kita ekspor 40 persen dari manufaktur, saya melihat Jabar harus melakukan diversifikasi jenis industri," kata Kepala DPMPTSP Jawa Barat Nining Yuliastiani di Bandung, Rabu.
Dengan kecenderungan industri Jawa Barat yang 40 persen bergerak pada bidang manufaktur, kata Nining, sangat bergantung pada pasar global, sehingga ketika terjadi gejolak, dampak langsung dirasakan terhadap perekonomian.
Ia mengatakan transisi industri dari manufaktur ke jenis lainnya sesuai kebutuhan pasar harus mulai dipertimbangkan untuk digenjot bila ingin bertahan atas dinamika global.
"Bila ingin bertahan, harus digenjot transisi industri manufaktur ke hilirisasi renewable yaitu yang berkaitan perkebunan, pertanian, peternakan, perikanan, kehutanan dan kelautan," ucap Nining.
Indonesia, khususnya Jawa Barat, kata Nining, harus betul-betul dipertimbangkan dan kalau bisa dijalankan, karena jika dibiarkan saja seperti ini dengan ketidakpastian global, besar kemungkinan terjadinys inflasi, melonjaknya angka pengangguran yang tentunya berujung pada naiknya kemiskinan.
Apalagi, ucap Nining, sektor-sektor alternatif ini telah dibidik oleh sejumlah negara seperti dari Timur Tengah dan China, di mana mereka sangat tertarik menggenjot industri agrikultur di Jawa Barat, karena dinilai berpotensi guna mengantisipasi krisis pangan.
"Ini cukup bagus. Negara Timur Tengah dan China, mereka responsif untuk membangun industri agrikultur di Jawa Barat, karena mereka melihat potensi adanya krisis pangan ke depan," tuturnya.
Ia berharap pada 2024 ini tidak hanya pemerintah tetapi juga swasta dapat mulai mempertimbangkan sektor alternatif tersebut, seiring Pemprov Jabar fokus mendorong pengembangan industri hilirisasi berbasis renewable energy dan mendorong implementasi Green Economy di Jawa Barat.
"Mengingat tingginya potensi sektor-sektor ini dalam mendongkrak perekonomian masyarakat," tuturnya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: DPMPTSP: Diversifikasi industri harus dilakukan antisipasi pelambatan
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024