Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung menyebut pengangkutan sampah harian menuju zona darurat Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sarimukti terus alami peningkatan dengan jumlah saat ini mencapai 214 ritase atau sekitar 856 ton pengiriman sampah setiap harinya.
“Jadi untuk ritase kemarin itu kita bisa mencapai 214 ritase dari total kuota yang diberikan untuk Kota Bandung 4.000 ritase,” kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Bandung, Dudy Prayudi saat meninjau TPS Taman Cibeuying, Kota Bandung, Kamis.
Dudy mengatakan terus berupaya untuk memaksimalkan kuota sampah harian Kota Bandung yang masih tersisa sekitar 2.400 ritase untuk mengangkut sampah-sampah yang menumpuk di sejumlah Tempat Pembuangan Sementara (TPS).
“Kita terus berupaya agar memaksimalkan sisa kuota ini untuk bisa menyelesaikan tumpukan-tumpukan sampah yang ada di TPS-TPS,” kata dia.
Dia menjelaskan untuk pengangkutan sampah menuju TPA Sarimukti, pihaknya akan memprioritaskan terlebih dahulu TPS mana yang dinilai sudah membeludak.
"Yang pertama tentu saja yang TPS yang melubernya sudah menutupi jalan,menghalangi badan jalan gitu ya, itu yang menjadi super prioritas,” katanya.
Selain itu, upaya lain yang dilakukan Pemkot Bandung untuk menangani darurat sampah yakni dengan membangun Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) menggunakan teknologi Refuse Derrived Fuel (RDF) untuk mengolah sampah menjadi sumber energi batubara di Tegallega.
Dudy berharap progres pembangunan TPST Tegallega tersebut bisa cepat terselesaikan agar tidak hanya bertumpu pada TPA Sarimukti.
SSedang dibangun oleh Kementrian PUPR, ya mudah-mudahan di tahun depan lah selesai, sehingga bisa memperbanyak lagi Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) untuk mengolah sampah dan menyelesaikan sampah di sini,” kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2023