Dinas Perdagangan Koperasi UMKM dan Perindustrian (Diskoperindag) Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, memastikan stok dan harga beras di pasar tradisional di wilayah tersebut masih aman dan kenaikan harga di bawah Rp1.000 per kilogram dinilai masih normal.
Kepala Diskoperindag Kabupaten Cianjur, Komarudin di Cianjur, Jumat mengatakan setiap hari pihaknya melakukan pengawasan dan pemantauan harga serta ketersediaan stok beras termasuk berkoordinasi dengan Bulog Cianjur untuk antisipasi kenaikan harga.
Baca juga: Diskoperindag Cianjur dan Bulog bersama distribusikan beras bantuan
"Kalaupun terjadi kenaikan harga tidak lebih dari Rp 1.000 per kilogram, saat ini harga beras medium yang semula Rp 11 ribu per kilogram menjadi Rp 12 ribu per kilogram dan jenis premium semula di angka Rp 12 ribu menjadi Rp 13 ribu per kilogram," katanya.
Kenaikan tersebut dinilai masih normal dan tidak akan lebih karena sejumlah upaya antisipasi dilakukan pihaknya termasuk menggulirkan program bersama Bulog Cianjur ketika kenaikan harga pangan terutama beras mengalami kenaikan yang cukup tinggi.
Harga beras mengalami kenaikan diduga karena musim kemarau namun pihaknya memastikan stok cadangan beras milik pemerintah masih memadai, sehingga kenaikan tidak akan sampai melambung tinggi.
"Bulog Cianjur tengah melakukan suplai atau pasokan ke beberapa pasar tradisional di Cianjur melalui program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) sebagai upaya menekan kenaikan harga tidak sampai melambung," katanya.
Komarudin menambahkan, untuk menjaga stabilisasi harga di pasaran, pihaknya akan terus memantau dan mengawasi harga kebutuhan pangan setiap harinya dan segera mengambil langkah antisipasi ketika terjadi kenaikan yang cukup tinggi.
Sementara Kepala Bulog Cianjur, Renato Horison, mengatakan setiap hari pihaknya melakukan pemantauan harga beras ke pasar yang ada di Cianjur, sebagai upaya mengendalikan harga melalui program SPHP dengan menyalurkan beras Bulog melalui pedagang di pasar tradisional di Cianjur.
Pihaknya memastikan selama musim kemarau tidak mempengaruhi kenaikan harga beras di pasaran karena berbagai cara dilakukan berkoordinasi dengan dinas terkait di Pemkab Cianjur, selama Juli dan Agustus pihaknya menyalurkan sekitar 6.700 ton beras SPHP ke seluruh wilayah kerja Bulog Cianjur.
"Program SPHP dijalankan untuk menjaga stabilisasi ketersediaan dan harga pangan di tingkat konsumen, untuk wilayah Cianjur, penyaluran beras ke tingkat pengecer dikirim sebanyak 2 ton ke pedagang dan pengecer di tiga pasar yang ada," katanya.
Baca juga: Diskoperindag Cianjur jamin harga beras premium stabil meski musim kemarau
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2023
Kepala Diskoperindag Kabupaten Cianjur, Komarudin di Cianjur, Jumat mengatakan setiap hari pihaknya melakukan pengawasan dan pemantauan harga serta ketersediaan stok beras termasuk berkoordinasi dengan Bulog Cianjur untuk antisipasi kenaikan harga.
Baca juga: Diskoperindag Cianjur dan Bulog bersama distribusikan beras bantuan
"Kalaupun terjadi kenaikan harga tidak lebih dari Rp 1.000 per kilogram, saat ini harga beras medium yang semula Rp 11 ribu per kilogram menjadi Rp 12 ribu per kilogram dan jenis premium semula di angka Rp 12 ribu menjadi Rp 13 ribu per kilogram," katanya.
Kenaikan tersebut dinilai masih normal dan tidak akan lebih karena sejumlah upaya antisipasi dilakukan pihaknya termasuk menggulirkan program bersama Bulog Cianjur ketika kenaikan harga pangan terutama beras mengalami kenaikan yang cukup tinggi.
Harga beras mengalami kenaikan diduga karena musim kemarau namun pihaknya memastikan stok cadangan beras milik pemerintah masih memadai, sehingga kenaikan tidak akan sampai melambung tinggi.
"Bulog Cianjur tengah melakukan suplai atau pasokan ke beberapa pasar tradisional di Cianjur melalui program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) sebagai upaya menekan kenaikan harga tidak sampai melambung," katanya.
Komarudin menambahkan, untuk menjaga stabilisasi harga di pasaran, pihaknya akan terus memantau dan mengawasi harga kebutuhan pangan setiap harinya dan segera mengambil langkah antisipasi ketika terjadi kenaikan yang cukup tinggi.
Sementara Kepala Bulog Cianjur, Renato Horison, mengatakan setiap hari pihaknya melakukan pemantauan harga beras ke pasar yang ada di Cianjur, sebagai upaya mengendalikan harga melalui program SPHP dengan menyalurkan beras Bulog melalui pedagang di pasar tradisional di Cianjur.
Pihaknya memastikan selama musim kemarau tidak mempengaruhi kenaikan harga beras di pasaran karena berbagai cara dilakukan berkoordinasi dengan dinas terkait di Pemkab Cianjur, selama Juli dan Agustus pihaknya menyalurkan sekitar 6.700 ton beras SPHP ke seluruh wilayah kerja Bulog Cianjur.
"Program SPHP dijalankan untuk menjaga stabilisasi ketersediaan dan harga pangan di tingkat konsumen, untuk wilayah Cianjur, penyaluran beras ke tingkat pengecer dikirim sebanyak 2 ton ke pedagang dan pengecer di tiga pasar yang ada," katanya.
Baca juga: Diskoperindag Cianjur jamin harga beras premium stabil meski musim kemarau
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2023