Perum Bulog Kantor Cabang Cirebon, Jawa Barat, menyatakan cadangan beras di wilayah kerjanya mencapai 49 ribu ton atau mencukupi kebutuhan masyarakat hingga tujuh bulan ke depan.
"Untuk stok kami di gudang bisa mengamankan hingga tujuh bulan ke depan," kata Wakil Pimpinan Perum Bulog Kantor Cabang Cirebon Rizki Abdullah di Cirebon, Jabar, Sabtu.
Menurutnya, saat ini di gudang yang tersebar di wilayah kerjanya seperti Cirebon, Majalengka, dan Kuningan, stok beras cukup banyak, setelah melakukan penyerapan beras petani pada masa panen raya.
Rizki mengatakan saat ini panen raya masih terjadi di beberapa daerah, sehingga beras yang ada kemungkinan tidak dikeluarkan dalam waktu dekat.
"Totalnya ada 49 ribu ton, per bulan rerata kami mengeluarkan 7.000 ton untuk kebutuhan di empat daerah, sehingga cadangan beras kami cukup," tuturnya.
Ia menambahkan pada awal 2023, Bulog Cirebon sempat melakukan operasi pasar beras murah, dengan menggelontorkan lebih dari 18 ribu ton.
Menurut dia, operasi pasar itu dilakukan untuk menekan harga beras yang melambung tinggi pada awal tahun, namun setelah masa panen raya, harga beras kembali normal, sehingga tidak lagi menggelontorkan beras secara bersamaan.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2023
"Untuk stok kami di gudang bisa mengamankan hingga tujuh bulan ke depan," kata Wakil Pimpinan Perum Bulog Kantor Cabang Cirebon Rizki Abdullah di Cirebon, Jabar, Sabtu.
Menurutnya, saat ini di gudang yang tersebar di wilayah kerjanya seperti Cirebon, Majalengka, dan Kuningan, stok beras cukup banyak, setelah melakukan penyerapan beras petani pada masa panen raya.
Rizki mengatakan saat ini panen raya masih terjadi di beberapa daerah, sehingga beras yang ada kemungkinan tidak dikeluarkan dalam waktu dekat.
"Totalnya ada 49 ribu ton, per bulan rerata kami mengeluarkan 7.000 ton untuk kebutuhan di empat daerah, sehingga cadangan beras kami cukup," tuturnya.
Ia menambahkan pada awal 2023, Bulog Cirebon sempat melakukan operasi pasar beras murah, dengan menggelontorkan lebih dari 18 ribu ton.
Menurut dia, operasi pasar itu dilakukan untuk menekan harga beras yang melambung tinggi pada awal tahun, namun setelah masa panen raya, harga beras kembali normal, sehingga tidak lagi menggelontorkan beras secara bersamaan.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2023