Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kota Cirebon, Jawa Barat, Sosroharsono mengatakan iklim investasi di daerahnya sejak 2021 terus membaik dan bahkan, pada tahun lalu mampu melebihi target yang ditetapkan.
"Investasi kita terus membaik. Pada Januari 2022 jumlah yang masuk sebanyak 227 investor, Februari 838 investor dan pada Maret sebanyak 1.342 investor," katanya di Cirebon, Jabar, Kamis.
Baca juga: Pemkot jadikan Cirebon daerah ramah untuk investasi
Ia mengatakan bertambahnya investor tentu membuat nilai investasi juga turut naik, yang mana pada Januari 2022 nilai investasi yang masuk mencapai Rp196 miliar.
Kemudian, pada Februari 2022, nilai investasi di Kota Cirebon Rp365 miliar dan Maret 2022 mencapai Rp358 miliar.
"Data tersebut diambil melalui sistem Online Single Submission (OSS) pada 5 April 2022. Karena semua data sudah terpusat di tingkat pemerintah pusat," ujarnya.
Ia menambahkan pada 2021 lalu investasi di Kota Cirebon melebihi target. Pada tahun itu target investasi Rp1,8 triliun dan terealisasi Rp2,1 triliun.
"Padahal, pada 2020 hanya terealisasi Rp454 miliar dari target Rp500 miliar," tuturnya.
Menurutnya, seluruh investasi yang masuk itu terbagi atas empat jenis investasi, yakni investasi risiko rendah, risiko menengah rendah, risiko menengah tinggi, dan risiko tinggi.
Baca juga: OJK Cirebon Selidiki Dua Perusahaan Investasi Ilegal
Investasi risiko rendah, kata Sosroharsono, menjadi yang paling banyak meningkat, misalnya toko kelontong dan UMKM. Sedangkan, risiko menengah rendah itu investasi yang membutuhkan keahlian seperti bengkel.
Kemudian, untuk investasi risiko menengah tinggi harus mendapatkan pengawasan dari dinas teknis contohnya seperti penjualan alat kesehatan.
"Sedangkan, untuk investasi risiko tinggi, memiliki kesamaan dengan menengah karena perlu pengawasan dari dinas teknis, seperti industri, apotek, hotel hingga mal," katanya.
Baca juga: OJK Cirebon Pantau Tiga Investasi "Bodong"
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022
"Investasi kita terus membaik. Pada Januari 2022 jumlah yang masuk sebanyak 227 investor, Februari 838 investor dan pada Maret sebanyak 1.342 investor," katanya di Cirebon, Jabar, Kamis.
Baca juga: Pemkot jadikan Cirebon daerah ramah untuk investasi
Ia mengatakan bertambahnya investor tentu membuat nilai investasi juga turut naik, yang mana pada Januari 2022 nilai investasi yang masuk mencapai Rp196 miliar.
Kemudian, pada Februari 2022, nilai investasi di Kota Cirebon Rp365 miliar dan Maret 2022 mencapai Rp358 miliar.
"Data tersebut diambil melalui sistem Online Single Submission (OSS) pada 5 April 2022. Karena semua data sudah terpusat di tingkat pemerintah pusat," ujarnya.
Ia menambahkan pada 2021 lalu investasi di Kota Cirebon melebihi target. Pada tahun itu target investasi Rp1,8 triliun dan terealisasi Rp2,1 triliun.
"Padahal, pada 2020 hanya terealisasi Rp454 miliar dari target Rp500 miliar," tuturnya.
Menurutnya, seluruh investasi yang masuk itu terbagi atas empat jenis investasi, yakni investasi risiko rendah, risiko menengah rendah, risiko menengah tinggi, dan risiko tinggi.
Baca juga: OJK Cirebon Selidiki Dua Perusahaan Investasi Ilegal
Investasi risiko rendah, kata Sosroharsono, menjadi yang paling banyak meningkat, misalnya toko kelontong dan UMKM. Sedangkan, risiko menengah rendah itu investasi yang membutuhkan keahlian seperti bengkel.
Kemudian, untuk investasi risiko menengah tinggi harus mendapatkan pengawasan dari dinas teknis contohnya seperti penjualan alat kesehatan.
"Sedangkan, untuk investasi risiko tinggi, memiliki kesamaan dengan menengah karena perlu pengawasan dari dinas teknis, seperti industri, apotek, hotel hingga mal," katanya.
Baca juga: OJK Cirebon Pantau Tiga Investasi "Bodong"
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022