Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung terus berupaya memperluas lahan swadaya masyarakat melalui program Buruan SAE (Sehat, Alami, Ekonomis) guna memperkuat ketahanan pangan.
Wali Kota Bandung Oded M Danial mengatakan sepanjang tahun 2021 ini ada 40 lokasi baru terkait program tersebut. Sehingga totalnya kini sudah ada 234 lokasi Buruan SAE yang tersebar di seluruh kelurahan.
“Harapan saya mudah-mudahan Buruan SAE di Kota Bandung semakin banyak. Mudah-mudahan ada di setiap RW," kata Oded di Bandung, Jawa Barat, Kamis.
Sejak digerakan pada 2020 lalu, Oded melihat pertumbuhan Buruan SAE cukup pesat. Menurutnya masyarakat kini tertarik untuk mereplikasi konsep ini di banyak lokasi.
"Kalau sudah ada Buruan SAE di setiap RW, kita berharap ada banyak hal persoalan lingkungan di Kota Bandung yang bisa diselesaikan," katanya
.
Oded memaparkan, Buruan SAE bukanlah hanya sebatas menjalankan urbang farming biasa. Namun, menurutnya hal itu dapat mengintegrasikan banyak konsep dalam satu lokasi dengan beragam komoditas.
Melalui Buruan SAE, menurutnya gerakan Kurangi Pisahkan dan Manfaatkan (Kang Pisman) dalam mengelola sampah dapat diaplikasikan dengan baik.
Pengolahan sampah menjadi pupuk, media tanam, dan pakan ternak menurut Oded dapat dilakukan untuk menjaga ekosistem Buruan SAE terjaga secara alami terbebas dari bahan kimia.
“Dari mulai masalah sampah bisa selesai, terutama sampah organik. Kemudian urban farming terlaksana di Kota Bandung, sehingga masyarakat juga bisa mendapatkan benefit yang baik yaitu masalah ketahan pangan, peternakannya juga ada,” kata Oded.
Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Bandung, Gin Gin Ginanjar mengungkapkan, hampir 96 persen kebutuhan pangan di Kota Bandung berasal dari luar daerah.
Sehingga, menurut Gin Gin ketahanan pangan masyarakat perkotaan menjadi solusi pemerintah untuk menghindari ketergantungan pasokan dari luar.
“Melalui keterbatasan yang ada kita bisa memanfaatklan lahan di sekitar rumah. Ada sayur, ada ikan jadi kebutuhan konsumsi warga bisa terpenuhi di satu areal yang sama,” kata Gin Gin.
Baca juga: Pemkot Bandung dorong warga 'urban farming' antisipasi kerentanan pangan
Baca juga: Satgas Citarum Harum Bandung tingkatkan ketahanan pangan
Baca juga: Pemkot Bandung buat kawasan lahan pertanian untuk edukasi ketahanan pangan
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021
Wali Kota Bandung Oded M Danial mengatakan sepanjang tahun 2021 ini ada 40 lokasi baru terkait program tersebut. Sehingga totalnya kini sudah ada 234 lokasi Buruan SAE yang tersebar di seluruh kelurahan.
“Harapan saya mudah-mudahan Buruan SAE di Kota Bandung semakin banyak. Mudah-mudahan ada di setiap RW," kata Oded di Bandung, Jawa Barat, Kamis.
Sejak digerakan pada 2020 lalu, Oded melihat pertumbuhan Buruan SAE cukup pesat. Menurutnya masyarakat kini tertarik untuk mereplikasi konsep ini di banyak lokasi.
"Kalau sudah ada Buruan SAE di setiap RW, kita berharap ada banyak hal persoalan lingkungan di Kota Bandung yang bisa diselesaikan," katanya
.
Oded memaparkan, Buruan SAE bukanlah hanya sebatas menjalankan urbang farming biasa. Namun, menurutnya hal itu dapat mengintegrasikan banyak konsep dalam satu lokasi dengan beragam komoditas.
Melalui Buruan SAE, menurutnya gerakan Kurangi Pisahkan dan Manfaatkan (Kang Pisman) dalam mengelola sampah dapat diaplikasikan dengan baik.
Pengolahan sampah menjadi pupuk, media tanam, dan pakan ternak menurut Oded dapat dilakukan untuk menjaga ekosistem Buruan SAE terjaga secara alami terbebas dari bahan kimia.
“Dari mulai masalah sampah bisa selesai, terutama sampah organik. Kemudian urban farming terlaksana di Kota Bandung, sehingga masyarakat juga bisa mendapatkan benefit yang baik yaitu masalah ketahan pangan, peternakannya juga ada,” kata Oded.
Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Bandung, Gin Gin Ginanjar mengungkapkan, hampir 96 persen kebutuhan pangan di Kota Bandung berasal dari luar daerah.
Sehingga, menurut Gin Gin ketahanan pangan masyarakat perkotaan menjadi solusi pemerintah untuk menghindari ketergantungan pasokan dari luar.
“Melalui keterbatasan yang ada kita bisa memanfaatklan lahan di sekitar rumah. Ada sayur, ada ikan jadi kebutuhan konsumsi warga bisa terpenuhi di satu areal yang sama,” kata Gin Gin.
Baca juga: Pemkot Bandung dorong warga 'urban farming' antisipasi kerentanan pangan
Baca juga: Satgas Citarum Harum Bandung tingkatkan ketahanan pangan
Baca juga: Pemkot Bandung buat kawasan lahan pertanian untuk edukasi ketahanan pangan
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021