Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung mengajak warga memperkuat ketahanan pangan dengan melakukan program pertanian urban atau urban farming guna mengantisipasi kerentanan pangan.
Wali Kota Bandung, Oded M Danial mengatakan Kota Bandung memang wilayah metropolitan yang tidak memiliki luas tanah cukup untuk menjadi wilayah pertanian. Sehingga urban farming di sekitar tempat tinggal bisa menjadi solusi ketahanan pangan masyarakat.
"Ketahanan pangan itu bisa lakukan dengan cara mengajak warga ber-urban farming seperti ternak ikan dan sebagainya," kata Oded dalam keterangannya di Bandung, Jumat.
Dia menjelaskan, komoditas pangan yang bisa dibudidayakan dalam urban farming itu seperti cabai rawit, kangkung, dan tomat.
Terlebih lagi di masa pandemi COVID-19, menurutnya urban farming menjadi strategi yang baik untuk menjaga ketahanan pangan dalam keluarga.
Sementara itu, Kepala Dinas Pangan dan Pertanian Kota Bandung, Gin Gin Ginanjar mengatakan Kota Bandung memiliki kerentanan terhadap ketersediaan pangan. Karena, kata dia, Kota Bandung bukan merupakan wilayah produsen pangan.
"Sehingga tergantung dari luar. Jadi kegiatan ketahanan pangan ini lebih beda dengan kabupaten atau daerah lainnya, untuk produksi dituntut punya strategi ketahanam pangan lebih," kata Gin Gin.
Dia menjelaskan ada tiga upaya yang biasanya dilakukan dalam kegiatan ketahanan pangan, yakni produksi pangan secara lokal, pangan yang berasal dari stok atau cadangan, dan pangan yang dikirim dari luar daerah.
"Pangan sangat multi sektor, bukan hanya pemerintah tapi pihak lain. Kolaborasi dengan stakeholder menjadi satu keharusan," kata dia.
Baca juga: Kolaborasi BI Jabar-Pemkot Bandung perkuat Kampung Inflasi dengan "urban farming"
Baca juga: Ridwan Kamil ajak warga manfaatkan "urban farming" saat pandemi
Baca juga: Warga Depok didorong maksimalkan lahan dengan konsep "urban farming"
Baca juga: Dua kelompok urban farming Kota Bogor dapat bantuan dari BUMN
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020
Wali Kota Bandung, Oded M Danial mengatakan Kota Bandung memang wilayah metropolitan yang tidak memiliki luas tanah cukup untuk menjadi wilayah pertanian. Sehingga urban farming di sekitar tempat tinggal bisa menjadi solusi ketahanan pangan masyarakat.
"Ketahanan pangan itu bisa lakukan dengan cara mengajak warga ber-urban farming seperti ternak ikan dan sebagainya," kata Oded dalam keterangannya di Bandung, Jumat.
Dia menjelaskan, komoditas pangan yang bisa dibudidayakan dalam urban farming itu seperti cabai rawit, kangkung, dan tomat.
Terlebih lagi di masa pandemi COVID-19, menurutnya urban farming menjadi strategi yang baik untuk menjaga ketahanan pangan dalam keluarga.
Sementara itu, Kepala Dinas Pangan dan Pertanian Kota Bandung, Gin Gin Ginanjar mengatakan Kota Bandung memiliki kerentanan terhadap ketersediaan pangan. Karena, kata dia, Kota Bandung bukan merupakan wilayah produsen pangan.
"Sehingga tergantung dari luar. Jadi kegiatan ketahanan pangan ini lebih beda dengan kabupaten atau daerah lainnya, untuk produksi dituntut punya strategi ketahanam pangan lebih," kata Gin Gin.
Dia menjelaskan ada tiga upaya yang biasanya dilakukan dalam kegiatan ketahanan pangan, yakni produksi pangan secara lokal, pangan yang berasal dari stok atau cadangan, dan pangan yang dikirim dari luar daerah.
"Pangan sangat multi sektor, bukan hanya pemerintah tapi pihak lain. Kolaborasi dengan stakeholder menjadi satu keharusan," kata dia.
Baca juga: Kolaborasi BI Jabar-Pemkot Bandung perkuat Kampung Inflasi dengan "urban farming"
Baca juga: Ridwan Kamil ajak warga manfaatkan "urban farming" saat pandemi
Baca juga: Warga Depok didorong maksimalkan lahan dengan konsep "urban farming"
Baca juga: Dua kelompok urban farming Kota Bogor dapat bantuan dari BUMN
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020