Nelayan Pantai Selatan Cianjur, Jawa Barat, kembali melaut setelah beberapa bulan terakhir terhenti karena cuaca ekstrem dan minimnya hasil tangkapan, sehingga harga ikan mengalami kenaikan dan pembeli dari luar daerah mengantre menunggu nelayan merapat ke dermaga.
Ketua Kelompok Nelayan Pantai Jayanti-Cidaun, Agus Bambang saat dihubungi Rabu, mengatakan sejak satu pekan terakhir, ratusan nelayan di wilayah selatan, kembali melaut karena musim ikan dan benur sudah banyak di perairan selatan pantai Jawa Barat, sehingga hasil tangkapan kembali menjanjikan.
"Untuk satu hari melaut, nelayan bisa mendapatkan ratusan kilogram ikan berbagai jenis dan ratusan ekor bibit lobster atau benur. Satu kali melaut rata-rata nelayan mendapat keuntungan bersih hingga Rp500 ribu," katanya.
Harga ikan yang banyak ditangkap nelayan saat ini, seperti kakap merah, tuna, layur dan benur, dimana harga masing-masing ikan per kilogram mencapai Rp45 ribu, sedangkan benur dijual Rp5000 per ekor berukuran pentul korek api, sebelumnya harga ikan masih di bawah Rp30 ribu per kilogram kecuali tuna Rp50 ribu per kilogram.
"Untuk harga tuna saat ini, mencapai Rp75 ribu per kilogram, sedangkan kakap dan layur serta tongkol dengan harga rata-rata Rp45 ribu sampai Rp55 ribu per kilogram. Sebagian besar hasil melaut dipakai menutupi hutang selama beberapa bulan terakhir tepatnya selama tidak melaut," katanya.
Masuknya musim ikan di perairan selatan itu, ungkap dia, membuat nelayan kembali bernafas karena selama pandemi, mereka tidak pernah mendapatkan bantuan apapun dari pemerintah daerah, provinsi maupun pusat, sehingga sebagian besar pendapatan dipakai untuk membayar hutang selama tidak melaut .
"Kartu asuransi yang didapat dari pemerintah, tidak cukup membantu nelayan selama tidak melaut. Fungsi kartu asuransi hanya dapat dicairkan ketika mengalami kecelakaan atau meninggal dunia saat melaut, sedangkan nelayan berharap mendapat bantuan kemudahan termasuk membeli BBM," katanya.
Sementara Bupati Cianjur, Herman Suherman, mengatakan pemerintah daerah sejak lama, sudah menyiapkan berbagai program untuk meningkatkan kesejahteraan nelayan di selatan Cianjur, termasuk memberikan pelatihan bekerjasama dengan berbagai dinas, sehingga saat paceklik, nelayan tetap mendapat penghasilan.
"Tahun ini, kita akan membantu nelayan dan keluarganya untuk mendapatkan berbagai keahlian mulai dari budidaya ikan, lobster dan udang air tawar, termasuk pelatihan pengolahan ikan dan bertani, sehingga saat cuaca ekstrem dan paceklik ikan, mereka tetap memiliki penghasilan," katanya.
Baca juga: Pemkab Cianjur siapkan berbagai program untuk nelayan
Baca juga: Pemkab Cianjur beri fasilitas penunjang untuk nelayan pesisir selatan
Baca juga: Ratusan nelayan Cianjur selatan berhenti melaut karena cuaca esktrem
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021
Ketua Kelompok Nelayan Pantai Jayanti-Cidaun, Agus Bambang saat dihubungi Rabu, mengatakan sejak satu pekan terakhir, ratusan nelayan di wilayah selatan, kembali melaut karena musim ikan dan benur sudah banyak di perairan selatan pantai Jawa Barat, sehingga hasil tangkapan kembali menjanjikan.
"Untuk satu hari melaut, nelayan bisa mendapatkan ratusan kilogram ikan berbagai jenis dan ratusan ekor bibit lobster atau benur. Satu kali melaut rata-rata nelayan mendapat keuntungan bersih hingga Rp500 ribu," katanya.
Harga ikan yang banyak ditangkap nelayan saat ini, seperti kakap merah, tuna, layur dan benur, dimana harga masing-masing ikan per kilogram mencapai Rp45 ribu, sedangkan benur dijual Rp5000 per ekor berukuran pentul korek api, sebelumnya harga ikan masih di bawah Rp30 ribu per kilogram kecuali tuna Rp50 ribu per kilogram.
"Untuk harga tuna saat ini, mencapai Rp75 ribu per kilogram, sedangkan kakap dan layur serta tongkol dengan harga rata-rata Rp45 ribu sampai Rp55 ribu per kilogram. Sebagian besar hasil melaut dipakai menutupi hutang selama beberapa bulan terakhir tepatnya selama tidak melaut," katanya.
Masuknya musim ikan di perairan selatan itu, ungkap dia, membuat nelayan kembali bernafas karena selama pandemi, mereka tidak pernah mendapatkan bantuan apapun dari pemerintah daerah, provinsi maupun pusat, sehingga sebagian besar pendapatan dipakai untuk membayar hutang selama tidak melaut .
"Kartu asuransi yang didapat dari pemerintah, tidak cukup membantu nelayan selama tidak melaut. Fungsi kartu asuransi hanya dapat dicairkan ketika mengalami kecelakaan atau meninggal dunia saat melaut, sedangkan nelayan berharap mendapat bantuan kemudahan termasuk membeli BBM," katanya.
Sementara Bupati Cianjur, Herman Suherman, mengatakan pemerintah daerah sejak lama, sudah menyiapkan berbagai program untuk meningkatkan kesejahteraan nelayan di selatan Cianjur, termasuk memberikan pelatihan bekerjasama dengan berbagai dinas, sehingga saat paceklik, nelayan tetap mendapat penghasilan.
"Tahun ini, kita akan membantu nelayan dan keluarganya untuk mendapatkan berbagai keahlian mulai dari budidaya ikan, lobster dan udang air tawar, termasuk pelatihan pengolahan ikan dan bertani, sehingga saat cuaca ekstrem dan paceklik ikan, mereka tetap memiliki penghasilan," katanya.
Baca juga: Pemkab Cianjur siapkan berbagai program untuk nelayan
Baca juga: Pemkab Cianjur beri fasilitas penunjang untuk nelayan pesisir selatan
Baca juga: Ratusan nelayan Cianjur selatan berhenti melaut karena cuaca esktrem
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021