Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil melepas ekspor 23 ton produk kelapa parut kering atau desiccated coconut oleh CV Una Surya Putra Mandiri ke Kosta Rika dalam acara JAPRI (Jabar Punya Informasi) di Gedung Negara Pakuan, Kota Bandung, Rabu.
Kang Emil, sapaan Ridwan Kamil mengatakan, kelapa parut kering menjadi salah satu produk yang diminati oleh banyak negara di dunia. Dengan potensi yang besar, CV Una Surya Putra Mandiri pun diminta untuk terus memperluas pasar ekspornya.
"Saya apresiasi CV Una Surya Putra Mandiri karena ini adalah contoh barang, produk yang seluruh dunia butuhkan. Ini tinggal diperluas pasarnya, kemudian packaging-nya, kebutuhannya, skala industrinya, karena kadang-kadang kalau skala UKM banyak manual, jadi harus dibantu mekanisasinya," ujar Kang Emil.
Gubernur menambahkan, ekspor kali ini menjadi sebuah simbol hubungan antara Jabar dan dunia. Ke depannya, ia berharap lebih banyak lagi produk Jabar yang diekspor ke negara-negara dunia.
"Tentunya ini menjadi pintu pembuka yang akan kami perluas ke seluruh dunia, khususnya Benua Amerika," katanya.
Dia berharap langkah Pemerintah Daerah (Pemda) Provinsi Jabar untuk mendorong ekspor bisa difasilitasi oleh para Duta Besar (Dubes). Misalnya dengan rajin memberikan informasi mengenai produk apa yang dibutuhkan oleh negara tersebut.
"Saya juga mengapresiasi, kalau saya keliling luar negeri, peran utama Duta Besar di era saat ini harus punya jiwa sales, jiwa marketing yang melebihi lain-lain. Kalau Dubes fokus seremonial pada politik, keterasaan kepada kami di daerah, khususnya ekonomi, kurang terasa. Tapi kalau rajin WhatsApp, kasih tahu gubernur, seperti kami butuh ini. Saya kira itu sangat kami apresiasi," katanya.
Direktur Amerika II Kementerian Luar Negeri Darianto Harsono menyambut baik ekspor produk kelapa parut kering tersebut. Karena di tengah pandemi COVID-19, negara-negara perlu kreatif melakukan diversifikasi produk yang akan diekspor.
Darianto menjelaskan, saat ini ada dua fenomena yang terjadi pada perdagangan global. Pertama adalah mengenai perang dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok yang memberikan efek domino ke perdagangan internasional.
Kemudian yang kedua adalah terganggunya global supply chain akibat adanya pandemi COVID-19. Oleh karena itu, penting untuk mencari peluang produk dan pasar ekspor baru.
"Terkait adanya pandemi global kita juga melihat diversifikasi produk ekspor kita ke mancanegara. Karena pandemi ini menganggau global supply chain dan perlambatan proses produksi. Ini yang kemudian kita sebagai bangsa Indonesia harus mencari peluang untuk ekspor," ujarnya.
Sedangkan, Dubes RI di Panama City Sukmo Harsono mengatakan, pihaknya akan terus membantu mempromosikan produk-produk Indonesia, termasuk Jabar ke wilayahnya. Promosi ini juga tidak hanya pada produk-produk dari pengusaha besar, tetapi juga pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jabar M. Arifin Soedjayana mengatakan, kegiatan ekspor ini diharapkan bisa menjadi pintu pembuka untuk ekspor produk kelapa parut kering ke beberapa negara. Sebelumnya, CV Una Surya Putra Mandiri juga sudah mengekspor produk kelapa parut kering ke beberapa negara, seperti Tiongkok, Irak, Arab Saudi dan Ukraina.
"Sebelumnya mereka sudah melakukan ekspor ke Irak, Jepang, Kuwait, Arab Saudi dan Ukraina. Mudah-mudahan jni adalah awal untuk melakukan ekspor khususnya kelapa parut kering," katanya.
Direktur Utama CV Una Surya Putra Mandiri Yoga Prakasa menuturkan, kelapa merupakan salah satu produk yang hampir semua bagiannya bisa dimanfaatkan. Oleh karena itu, pihaknya sangat tertarik untuk mengembangkan produk olahan kelapa yang berujung ekspor.
Selain itu, produk kelapa ini juga memiliki pasar yang sangat luas karena banyak negara membutuhkannya. Sementara itu, Indonesia menjadi salah satu negara penghasil kelapa yang cukup besar.
Baca juga: Jawa Barat ekspor 20 ton teh ke Uni Emirat Arab
Baca juga: 12 perusahaan asal Jabar tembus pasar global saat pandemi
Baca juga: Kapulaga makin diminati pasar ekspor, produksi terbesar dari Jabar
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021
Kang Emil, sapaan Ridwan Kamil mengatakan, kelapa parut kering menjadi salah satu produk yang diminati oleh banyak negara di dunia. Dengan potensi yang besar, CV Una Surya Putra Mandiri pun diminta untuk terus memperluas pasar ekspornya.
"Saya apresiasi CV Una Surya Putra Mandiri karena ini adalah contoh barang, produk yang seluruh dunia butuhkan. Ini tinggal diperluas pasarnya, kemudian packaging-nya, kebutuhannya, skala industrinya, karena kadang-kadang kalau skala UKM banyak manual, jadi harus dibantu mekanisasinya," ujar Kang Emil.
Gubernur menambahkan, ekspor kali ini menjadi sebuah simbol hubungan antara Jabar dan dunia. Ke depannya, ia berharap lebih banyak lagi produk Jabar yang diekspor ke negara-negara dunia.
"Tentunya ini menjadi pintu pembuka yang akan kami perluas ke seluruh dunia, khususnya Benua Amerika," katanya.
Dia berharap langkah Pemerintah Daerah (Pemda) Provinsi Jabar untuk mendorong ekspor bisa difasilitasi oleh para Duta Besar (Dubes). Misalnya dengan rajin memberikan informasi mengenai produk apa yang dibutuhkan oleh negara tersebut.
"Saya juga mengapresiasi, kalau saya keliling luar negeri, peran utama Duta Besar di era saat ini harus punya jiwa sales, jiwa marketing yang melebihi lain-lain. Kalau Dubes fokus seremonial pada politik, keterasaan kepada kami di daerah, khususnya ekonomi, kurang terasa. Tapi kalau rajin WhatsApp, kasih tahu gubernur, seperti kami butuh ini. Saya kira itu sangat kami apresiasi," katanya.
Direktur Amerika II Kementerian Luar Negeri Darianto Harsono menyambut baik ekspor produk kelapa parut kering tersebut. Karena di tengah pandemi COVID-19, negara-negara perlu kreatif melakukan diversifikasi produk yang akan diekspor.
Darianto menjelaskan, saat ini ada dua fenomena yang terjadi pada perdagangan global. Pertama adalah mengenai perang dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok yang memberikan efek domino ke perdagangan internasional.
Kemudian yang kedua adalah terganggunya global supply chain akibat adanya pandemi COVID-19. Oleh karena itu, penting untuk mencari peluang produk dan pasar ekspor baru.
"Terkait adanya pandemi global kita juga melihat diversifikasi produk ekspor kita ke mancanegara. Karena pandemi ini menganggau global supply chain dan perlambatan proses produksi. Ini yang kemudian kita sebagai bangsa Indonesia harus mencari peluang untuk ekspor," ujarnya.
Sedangkan, Dubes RI di Panama City Sukmo Harsono mengatakan, pihaknya akan terus membantu mempromosikan produk-produk Indonesia, termasuk Jabar ke wilayahnya. Promosi ini juga tidak hanya pada produk-produk dari pengusaha besar, tetapi juga pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jabar M. Arifin Soedjayana mengatakan, kegiatan ekspor ini diharapkan bisa menjadi pintu pembuka untuk ekspor produk kelapa parut kering ke beberapa negara. Sebelumnya, CV Una Surya Putra Mandiri juga sudah mengekspor produk kelapa parut kering ke beberapa negara, seperti Tiongkok, Irak, Arab Saudi dan Ukraina.
"Sebelumnya mereka sudah melakukan ekspor ke Irak, Jepang, Kuwait, Arab Saudi dan Ukraina. Mudah-mudahan jni adalah awal untuk melakukan ekspor khususnya kelapa parut kering," katanya.
Direktur Utama CV Una Surya Putra Mandiri Yoga Prakasa menuturkan, kelapa merupakan salah satu produk yang hampir semua bagiannya bisa dimanfaatkan. Oleh karena itu, pihaknya sangat tertarik untuk mengembangkan produk olahan kelapa yang berujung ekspor.
Selain itu, produk kelapa ini juga memiliki pasar yang sangat luas karena banyak negara membutuhkannya. Sementara itu, Indonesia menjadi salah satu negara penghasil kelapa yang cukup besar.
Baca juga: Jawa Barat ekspor 20 ton teh ke Uni Emirat Arab
Baca juga: 12 perusahaan asal Jabar tembus pasar global saat pandemi
Baca juga: Kapulaga makin diminati pasar ekspor, produksi terbesar dari Jabar
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021