Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat (Jabar) menyatakan 12 Perusahaan asal Jabar baik perusahaan besar maupun UKM sukses menembus pasar global di tengah pandemi COVID-19, yang menunjukkan optimisme kinerja ekspor provinsi itu.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat Moh Arifin Soedjayana, Sabtu, mengatakan 12 perusahaan tersebut bagian dari 132 perusahaan dari 16 provinsi dan pelepasan ekspor ini diinisiasi oleh Kementerian Perdagangan.
“Kami ucapkan Alhamdulillah karena dari Jabar ada 12 perusahaan yang ikut pelepasan ekspor serentak. Yang lebih membanggakan lagi tujuh diantaranya itu pelaku UKM, sisanya non-UKM,” kata Arifin seusai Pelepasan Ekspor ke Pasar Global, di PT Kewalram Indonesia, Kabupaten Sumedang.
Pihaknya mencatat total ekspor 12 perusahaan tersebut mencapai 37,43 juta dolar AS atau sekitar Rp542,74 miliar, dengan produk technical textile dan masker, APD, alas kaki, furnitur rotan, microfiber (cloth, pad/poly edge, sponge cloth), makanan ringan (sumpia/spring roll), dan perhiasan emas.
“Volume ekspor dari 12 perusahaan tersebut sebanyak 40 kontainer, 10 truk dengan berat 669 kilogram. Jadi dari sisi nilai dan volume cukup besar, apalagi di tengah pandemi seperti sekarang, banyak pelaku ekspor asal Jabar membuktikan masih bisa struggle,” ujarnya.
Arifin menilai ekspor yang dilakukan oleh UKM menunjukkan kegigihan pelaku UKM di tengah pandemi begitu tinggi. Menurutnya dari 40 kontainer yang dikirim ke luar negeri, pelaku UKM mengirim di atas 10 kontainer.
“Jadi UKM ini produk furnitur diminati pasar di Eropa, Amerika dan Australia. Semoga bisa memicu para pelaku usaha lain,” katanya.
Sebelumnya, Gubernur Jabar M Ridwan Kamil meyakini bahwa ekspor dari provinsi itu akan terus membaik di masa pandemi COVID-19 dan saat ini ekspor Jabar menjadi yang tertinggi di Indonesia.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) periode Januari hingga Agustus 2020, Jabar menyumbang 16,28 persen terhadap ekspor nasional, disusul Jawa Timur sebesar 12,95 persen, dan Kalimantan Timur sebesar 8,44 persen.
"Hingga saat ini, kami akan mengubah bagaimana mengarahkan ekonomi Jabar pasca pandemi. Ada tujuh ekonomi baru di Jabar yang harus kami usahakan," katanya.
Baca juga: Wagub Jabar apresiasi perusahaan yang lakukan ekspor di tengah pandemi COVID-19
Baca juga: Ekspor Jabar masih tertinggi se-Indonesia meski pandemi corona
Baca juga: Kadis: Produksi nelayan Jabar sulit tembus ekspor akibat pandemi COVID-19
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat Moh Arifin Soedjayana, Sabtu, mengatakan 12 perusahaan tersebut bagian dari 132 perusahaan dari 16 provinsi dan pelepasan ekspor ini diinisiasi oleh Kementerian Perdagangan.
“Kami ucapkan Alhamdulillah karena dari Jabar ada 12 perusahaan yang ikut pelepasan ekspor serentak. Yang lebih membanggakan lagi tujuh diantaranya itu pelaku UKM, sisanya non-UKM,” kata Arifin seusai Pelepasan Ekspor ke Pasar Global, di PT Kewalram Indonesia, Kabupaten Sumedang.
Pihaknya mencatat total ekspor 12 perusahaan tersebut mencapai 37,43 juta dolar AS atau sekitar Rp542,74 miliar, dengan produk technical textile dan masker, APD, alas kaki, furnitur rotan, microfiber (cloth, pad/poly edge, sponge cloth), makanan ringan (sumpia/spring roll), dan perhiasan emas.
“Volume ekspor dari 12 perusahaan tersebut sebanyak 40 kontainer, 10 truk dengan berat 669 kilogram. Jadi dari sisi nilai dan volume cukup besar, apalagi di tengah pandemi seperti sekarang, banyak pelaku ekspor asal Jabar membuktikan masih bisa struggle,” ujarnya.
Arifin menilai ekspor yang dilakukan oleh UKM menunjukkan kegigihan pelaku UKM di tengah pandemi begitu tinggi. Menurutnya dari 40 kontainer yang dikirim ke luar negeri, pelaku UKM mengirim di atas 10 kontainer.
“Jadi UKM ini produk furnitur diminati pasar di Eropa, Amerika dan Australia. Semoga bisa memicu para pelaku usaha lain,” katanya.
Sebelumnya, Gubernur Jabar M Ridwan Kamil meyakini bahwa ekspor dari provinsi itu akan terus membaik di masa pandemi COVID-19 dan saat ini ekspor Jabar menjadi yang tertinggi di Indonesia.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) periode Januari hingga Agustus 2020, Jabar menyumbang 16,28 persen terhadap ekspor nasional, disusul Jawa Timur sebesar 12,95 persen, dan Kalimantan Timur sebesar 8,44 persen.
"Hingga saat ini, kami akan mengubah bagaimana mengarahkan ekonomi Jabar pasca pandemi. Ada tujuh ekonomi baru di Jabar yang harus kami usahakan," katanya.
Baca juga: Wagub Jabar apresiasi perusahaan yang lakukan ekspor di tengah pandemi COVID-19
Baca juga: Ekspor Jabar masih tertinggi se-Indonesia meski pandemi corona
Baca juga: Kadis: Produksi nelayan Jabar sulit tembus ekspor akibat pandemi COVID-19
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020