Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Energi Sumber Daya Mineral Kabupaten Garut, Jawa Barat, menyebutkan Garut masih kekurangan pasokan gas subsidi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat miskin dan pelaku usaha terutama saat momentum libur panjang seringkali langka di pasaran.

"Kalau tidak dipenuhi maka aktivitas ekonomi masyarakat terganggu karena kebutuhan belum sesuai dengan ketersediaan," kata Kepala Disperindag ESDM Kabupaten Garut Nia Gania Karyana di Garut, Minggu.

Ia menuturkan Kabupaten Garut memiliki wilayah cukup luas yakni 42 kecamatan yang selama ini agen dan pangkalan di Garut belum mampu memasok ke seluruh desa karena terbatasnya stok gas dari Pertamina dan jarak tempuh.

Ia menyebutkan hasil penghitungan di lapangan membutuhkan gas subsidi sebanyak 25 juta lebih setiap tahun, sementara yang selama ini dipasok oleh Pertamina hanya 17 juta tabung setiap tahun.

"Alokasi harian sekitar 46.600 tabung, alokasi bulanan 1,4 juta tabung alokasi per tahun 17 juta, sedangkan kebutuhan Garut yang bisa mengendalikan kebutuhan prasejahtera itu alokasinya harusnya di atas 25 juta tabung per tahun," kata Gania.

Ia menyampaikan Pemkab Garut selama ini sudah beberapa kali mengajukan permohonan tambahan pasokan gas, terutama untuk memenuhi kebutuhan momentum libur panjang seperti saat ini, kemudian untuk Ramadhan dan hari besar lainnya.

Menurut dia momentum seperti itu seringkali terjadi peningkatan penggunaan gas subsidi di masyarakat, dan juga pelaku usaha kecil dan mikro seperti penjual makanan.

"Sekarang ini pihak pemda selalu mengajukan permohonan 'extra dropping' untuk mengatasi kebutuhan yang meningkat, tapi Pertamina tidak memperhatikannya, kalau kami ajukan permohonan 100 persen dari alokasi harian, Pertamina mengabulkanya 20 sampai 25 persen," katanya.

Ia menjelaskan alasan meminta tambahan stok gas subsidi itu karena saat ini di pasaran telah terjadi peningkatan permintaan masyarakat untuk kebutuhan memasak dan kegiatan usahanya.

Akibat kekurangan gas subsidi itu, kata dia, seringkali yang disalahkan pemerintah daerah seperti momentum libur panjang saat ini terjadi peningkatan permintaan masyarakat.

"Apa yang terjadi, masyarakat Garut bergejolak dan datang pada kami, padahal biasanya 4 sampai 5 bulan ke belakang masyarakat Garut adem, intinya Pertamina harus mendengar ajuan dari pemda karena pemda punya hitungan-hitungan sendiri untuk memenuhi kebutuhan prasejahtera," katanya.

Salah seorang pengecer gas subsidi di Kampung Lengkong Kaler, Desa/Kecamatan Samarang, Garut, Yatno mengatakan setiap sepekan sekali hanya disediakan stok 30 tabung, jumlah itu langsung habis satu sampai dua hari, selebihnya masyarakat harus mencari gas ke tempat lain.

Ia berharap ada penambahan stok gas subsidi untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga dan usaha di kampungnya yang idealnya membutuhkan 100 tabung gas setiap pekan.

"Gas habis terus, misalkan hari ini dikirim 30 tabung, dua hari atau paling lama tiga hari sudah habis lagi, berikutnya nunggu dikirim lagi," katanya.

Sementara itu, Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas (Hiswanamigas) Kabupaten Garut belum dapat memberikan keterangan terkait minimnya stok untuk menjaga ketersediaan gas saat momentum libur panjang.

Baca juga: Pertamina tambah stok gas 3kg untuk kebutuhan akhir tahun di Garut

Baca juga: Pertamina tambah stok gas 3kg untuk kebutuhan akhir tahun di Garut

Baca juga: Pertamina tambah pasokan gas subsidi 3 kg untuk Garut

Baca juga: Pertamina ajak UMKM Garut beralih dari gas subsidi ke Bright Gas

Pewarta: Feri Purnama

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021