Wakil Bupati Garut Helmi Budiman menyatakan puluhan rumah penduduk di dua kampung, Desa Karyamekar, Kecamatan Cilawu Kabupaten Garut, Jawa Barat, harus direlokasi karena tebing lokasi rumah terancam longsor.
"Saya saat ini sudah minta camat, kades mencari tanah yang bisa jadi tempat relokasi," kata Helmi saat meninjau lokasi tedampak bencana tanah longsor di Desa Karyamekar, Kecamatan Cilawu, Garut, Minggu.
Ia menuturkan pergerakan tanah maupun longsor di desa itu sudah terjadi sejak 2015, dan terbaru bencana tanah longsor cukup besar terjadi, Jumat (12/2) malam dan mengancam rumah warga.
"Ini yang Cilawu juga di tahun 2015 sudah ada retakan-retakan, lalu longsor-longsor kecil, sekarang sangat luas jadi kalau saya lihat itu dari kejauhan itu ternyata memang longsornya sangat banyak," katanya.
Ia menyampaikan hasil laporan terbaru ada sembilan rumah tidak diperbolehkan ditempati warga karena kondisinya berpotensi tinggi terdampak bencana tanah longsor.
Selain itu, kata dia, ada 41 rumah warga di Kampung Babakan Kawung dan Kampung Cipageur, Desa Karyamekar terancam bahaya bencana tanah longsor yang sewaktu-waktu bisa terjadi, terutama saat musim hujan.
"Jadi memang ini sangat banyak, kami sedang memikirkan bagaimana ini bisa dilakukan relokasi," katanya.
Ia menambahkan berdasarkan laporan dari BMKG potensi hujan masih akan terjadi di Kabupaten Garut untuk itu masyarakat diimbau tetap waspada terutama di daerah rawan terjadi bencana alam.
Kabupaten Garut, kata dia, salah satu daerah di Indonesia yang potensi bencana alamnya tinggi sehingga menjadi perhatian pemerintah daerah untuk meminimalisasi risiko bencana itu.
"Garut ini kan daerah yang paling rawan bencana, makanya begitu ada peringatan kita harus waspada," katanya.
Baca juga: Puluhan rumah warga terancam longsor di Cilawu Garut
Baca juga: 10 rumah terancam bahaya bencana longsor di Banjarwangi Garut
Baca juga: Program rumah untuk korban longsor Garut jadi percontohan nasional
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021
"Saya saat ini sudah minta camat, kades mencari tanah yang bisa jadi tempat relokasi," kata Helmi saat meninjau lokasi tedampak bencana tanah longsor di Desa Karyamekar, Kecamatan Cilawu, Garut, Minggu.
Ia menuturkan pergerakan tanah maupun longsor di desa itu sudah terjadi sejak 2015, dan terbaru bencana tanah longsor cukup besar terjadi, Jumat (12/2) malam dan mengancam rumah warga.
"Ini yang Cilawu juga di tahun 2015 sudah ada retakan-retakan, lalu longsor-longsor kecil, sekarang sangat luas jadi kalau saya lihat itu dari kejauhan itu ternyata memang longsornya sangat banyak," katanya.
Ia menyampaikan hasil laporan terbaru ada sembilan rumah tidak diperbolehkan ditempati warga karena kondisinya berpotensi tinggi terdampak bencana tanah longsor.
Selain itu, kata dia, ada 41 rumah warga di Kampung Babakan Kawung dan Kampung Cipageur, Desa Karyamekar terancam bahaya bencana tanah longsor yang sewaktu-waktu bisa terjadi, terutama saat musim hujan.
"Jadi memang ini sangat banyak, kami sedang memikirkan bagaimana ini bisa dilakukan relokasi," katanya.
Ia menambahkan berdasarkan laporan dari BMKG potensi hujan masih akan terjadi di Kabupaten Garut untuk itu masyarakat diimbau tetap waspada terutama di daerah rawan terjadi bencana alam.
Kabupaten Garut, kata dia, salah satu daerah di Indonesia yang potensi bencana alamnya tinggi sehingga menjadi perhatian pemerintah daerah untuk meminimalisasi risiko bencana itu.
"Garut ini kan daerah yang paling rawan bencana, makanya begitu ada peringatan kita harus waspada," katanya.
Baca juga: Puluhan rumah warga terancam longsor di Cilawu Garut
Baca juga: 10 rumah terancam bahaya bencana longsor di Banjarwangi Garut
Baca juga: Program rumah untuk korban longsor Garut jadi percontohan nasional
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021