Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya menyampaikan, investor mulai tertarik untuk berinvestasi membangun hotel Islami bergaya Spanyol di Kecamatan Singaparna, Tasikmalaya, Jawa Barat, untuk mendongkrak potensi pariwisata sehingga meningkatkan kunjungan wisatawan yang akhirnya tumbuh perekonomian di daerah itu.
"Jadi nanti di sini akan ada hotel yang namanya Hotel Alhambra dengan konsep bangunannya seperti istana di Spanyol," kata Plt Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Tasikmalaya, Nana Heryana saat peletakan batu pertama pembangunan Hotel Alhambra di Singaparna, Tasikmalaya, Jumat.
Baca juga: Pemkot Tasikmalaya dorong pasar tradisional untuk menuju pasar daring
Ia menuturkan, Hotel Alhambra menjadi yang pertama hotel bintang empat dibangun di Kabupaten Tasikmalaya dengan konsep nuansa Islami, sehingga menjadi daya tarik tersendiri yang akan mendongkrak kunjungan wisatawan ke Tasikmalaya.
Selama ini, lanjut dia, hotel berbintang banyak berdiri di Kota Tasikmalaya, padahal potensi pariwisata lebih banyak di Kabupaten Tasikmalaya, untuk itu Hotel Alhambra yang berada di ibu kota kabupaten bisa menjadi pilihan wisatawan untuk menginap dengan suasana Islami.
"Sekarang yang banyak hotel itu di Kota Tasikmalaya, nanti kedepannya ini wisatawan akan menginap di hotel ini, di Kabupaten Tasikmalaya," kata Nana.
Nana yang menjadi pejabat definitif Kepala Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Tasikmalaya menyatakan, pemerintah daerah terbuka bagi investor untuk membuka usaha perhotelan dengan tetap mengedepankan tata nilai islami, dan menjaga nama daerah sebagai kota pesantren.
Ia berharap, hotel berbintang yang akan dibangun megah berlantai 10 itu bisa menumbuhkan perekonomian daerah, sekaligus menyerap tenaga kerja sehingga meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Tasikmalaya.
"Pembangunan hotel ini akan meningkatkan perekonomian dan penyerapan tenaga kerja, dengan adanya hotel ini akan menampung tenaga kerja yang sangat besar," katanya.
Baca juga: Jalur selatan Garut-Tasikmalaya tergerus longsor
Perwakilan dari PT Usaha Saparakanca investor yang akan membangun Hotel Alhambra di Tasikmalaya, Gita menyampaikan, pembangunan hotel berlantai 10 itu akan dilengkapi berbagai fasilitas yang nyaman dan menunjang untuk berbagai kegiatan.
Ia berharap, pembangunan hotel itu bisa berkontribusi untuk menumbuhkan perekonomian, dan juga sektor pariwisata di Kabupaten Tasikmalaya.
"Mudah-mudahan dengan dibangunnya hotel dapat memberikan kontribusi bagi perekonomian daerah dan menyediakan akomodasi, memfasilitasi pariwisata di Kabupaten Tasikmalaya," kata Gita.
Sesepuh perusahaan PT Usaha Saparakanca, Anton Charliyan menambahkan, sengaja diberi nama Alhambra disesuaikan dengan konsep hotel Islami yang memberikan kenyamanan dan kebanggaan bagi pengunjung maupun masyarakat Kabupaten Tasikmalaya.
Nama tersebut, kata dia, terinspirasi dari sebuah istana di Spanyol yang telah membuktikan kejayaan Islam pada zaman dulu di negara itu, bahkan saat ini menjadi salah satu pusat kunjungan wisata terbesar di Eropa.
"Kami jadikan sebuah nama hotel ini untuk mengenang kejayaan Islam di Eropa. Di Tasik sebagai salah satu hotel perdana bisa mewarisi kejayaan Islam, karena Tasik dikenal sebagai kota pensantren," kata mantan Kapolda Jabar itu.
Baca juga: Pemkot Tasikmalaya tetap membangun di tengah pandemi COVID-19
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020
"Jadi nanti di sini akan ada hotel yang namanya Hotel Alhambra dengan konsep bangunannya seperti istana di Spanyol," kata Plt Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Tasikmalaya, Nana Heryana saat peletakan batu pertama pembangunan Hotel Alhambra di Singaparna, Tasikmalaya, Jumat.
Baca juga: Pemkot Tasikmalaya dorong pasar tradisional untuk menuju pasar daring
Ia menuturkan, Hotel Alhambra menjadi yang pertama hotel bintang empat dibangun di Kabupaten Tasikmalaya dengan konsep nuansa Islami, sehingga menjadi daya tarik tersendiri yang akan mendongkrak kunjungan wisatawan ke Tasikmalaya.
Selama ini, lanjut dia, hotel berbintang banyak berdiri di Kota Tasikmalaya, padahal potensi pariwisata lebih banyak di Kabupaten Tasikmalaya, untuk itu Hotel Alhambra yang berada di ibu kota kabupaten bisa menjadi pilihan wisatawan untuk menginap dengan suasana Islami.
"Sekarang yang banyak hotel itu di Kota Tasikmalaya, nanti kedepannya ini wisatawan akan menginap di hotel ini, di Kabupaten Tasikmalaya," kata Nana.
Nana yang menjadi pejabat definitif Kepala Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Tasikmalaya menyatakan, pemerintah daerah terbuka bagi investor untuk membuka usaha perhotelan dengan tetap mengedepankan tata nilai islami, dan menjaga nama daerah sebagai kota pesantren.
Ia berharap, hotel berbintang yang akan dibangun megah berlantai 10 itu bisa menumbuhkan perekonomian daerah, sekaligus menyerap tenaga kerja sehingga meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Tasikmalaya.
"Pembangunan hotel ini akan meningkatkan perekonomian dan penyerapan tenaga kerja, dengan adanya hotel ini akan menampung tenaga kerja yang sangat besar," katanya.
Baca juga: Jalur selatan Garut-Tasikmalaya tergerus longsor
Perwakilan dari PT Usaha Saparakanca investor yang akan membangun Hotel Alhambra di Tasikmalaya, Gita menyampaikan, pembangunan hotel berlantai 10 itu akan dilengkapi berbagai fasilitas yang nyaman dan menunjang untuk berbagai kegiatan.
Ia berharap, pembangunan hotel itu bisa berkontribusi untuk menumbuhkan perekonomian, dan juga sektor pariwisata di Kabupaten Tasikmalaya.
"Mudah-mudahan dengan dibangunnya hotel dapat memberikan kontribusi bagi perekonomian daerah dan menyediakan akomodasi, memfasilitasi pariwisata di Kabupaten Tasikmalaya," kata Gita.
Sesepuh perusahaan PT Usaha Saparakanca, Anton Charliyan menambahkan, sengaja diberi nama Alhambra disesuaikan dengan konsep hotel Islami yang memberikan kenyamanan dan kebanggaan bagi pengunjung maupun masyarakat Kabupaten Tasikmalaya.
Nama tersebut, kata dia, terinspirasi dari sebuah istana di Spanyol yang telah membuktikan kejayaan Islam pada zaman dulu di negara itu, bahkan saat ini menjadi salah satu pusat kunjungan wisata terbesar di Eropa.
"Kami jadikan sebuah nama hotel ini untuk mengenang kejayaan Islam di Eropa. Di Tasik sebagai salah satu hotel perdana bisa mewarisi kejayaan Islam, karena Tasik dikenal sebagai kota pensantren," kata mantan Kapolda Jabar itu.
Baca juga: Pemkot Tasikmalaya tetap membangun di tengah pandemi COVID-19
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020