Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, mengimbau warga yang tinggal di wilayah rawan terjadi kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) untuk meningkatkan kebersihan lingkungan dan tetap menjaga pola hidup sehat dengan cara rajin membasmi sarang nyamuk, mengingat sudah enam orang meninggal dunia akibat terjangkit penyakit yang disebarkan nyamuk tersebut.
Pasalnya sejak satu bulan terakhir, kasus DBD di wilayah tersebut cukup meningkat, tercatat enam orang meninggal dunia akibat terjangkit penyakit yang berasal dari nyamuk Aedes Aegepty tersebut, meski belum ditetapkan sebagai kejadian luar biasa.
Dinas Kesehatan mengimbau warga untuk siaga dan waspada DBD. "Ditengah pandemi COVID-19, yang harus diwaspadai warga saat ini adalah DBD terutama mereka yang tinggal di daerah pandemi khususnya di perkotaan," kata Kepala Bidang Pencegahan dan pengendalian Penyakit Dinkes Kabupaten Cianjur, dr Yusman Faisal di Cianjur Kamis.
Ia menjelaskan, angka meninggal dunia akibat DBD tahun ini, hampir mendekati jumlah pasien meninggal tahun lalu sebanyak 7 orang, dua orang di antaranya anak-anak dan lainnya dewasa."Saat ini baru akhir Agustus jumlah pasien DBD meninggal sudah 6 orang, hampir sama dengan pasien meninggal tahun lalu," katanya.
Untuk meningkatkan kepedulian warga tetap menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggalnya dan rajin memberantas sarang nyamuk, pihaknya berkoordinasi dengan puskesmas setempat dengan menurunkan tim Jumantik guna membantu dan mengimbau warga rutin melakukan K3 dan 3M.
Terlebih ungkap dia, jentik nyamuk akan lebih cepat berkembang biak pada saat peralihan musim dari hujan ke kemarau, sehingga berbagai upaya antisipasi menekan angka kasus DBD harus dilakukan berbagai kalangan terutama di wilayah yang rawan terjadi kasus DBD.
"Kami akan mendatangi perkampungan warga yang terjangkit DBD dan langsung melakukan penelusuran untuk membasmi jentik nyamuk mulai dari pengasapan sampai penaburan bubuk abate. Sedangakn bagi warga yang sempat terjangkit akan mendapat pengawasan dari tim medis puskesmas," katanya.
Pihaknya mengimbau bagi warga yang tinggal di daerah rawan terjadi kasus DBD untuk rutin melakukan gotong royong setiap pekan dengan sasaran tempat yang kerap menjadi sarang nyamuk."Jumat bersih harus kembali digalakan, agar nyamuk tidak berkembang biak," katanya.
Baca juga: Pemkab Cianjur belum tetapkan kejadian luar biasa demam berdarah
Baca juga: Pemprov Jawa Barat terapkan mekanisme SKDR untuk cegah DBD
Baca juga: Pemkot Tasikmalaya waspadai wabah demam berdarah
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020
Pasalnya sejak satu bulan terakhir, kasus DBD di wilayah tersebut cukup meningkat, tercatat enam orang meninggal dunia akibat terjangkit penyakit yang berasal dari nyamuk Aedes Aegepty tersebut, meski belum ditetapkan sebagai kejadian luar biasa.
Dinas Kesehatan mengimbau warga untuk siaga dan waspada DBD. "Ditengah pandemi COVID-19, yang harus diwaspadai warga saat ini adalah DBD terutama mereka yang tinggal di daerah pandemi khususnya di perkotaan," kata Kepala Bidang Pencegahan dan pengendalian Penyakit Dinkes Kabupaten Cianjur, dr Yusman Faisal di Cianjur Kamis.
Ia menjelaskan, angka meninggal dunia akibat DBD tahun ini, hampir mendekati jumlah pasien meninggal tahun lalu sebanyak 7 orang, dua orang di antaranya anak-anak dan lainnya dewasa."Saat ini baru akhir Agustus jumlah pasien DBD meninggal sudah 6 orang, hampir sama dengan pasien meninggal tahun lalu," katanya.
Untuk meningkatkan kepedulian warga tetap menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggalnya dan rajin memberantas sarang nyamuk, pihaknya berkoordinasi dengan puskesmas setempat dengan menurunkan tim Jumantik guna membantu dan mengimbau warga rutin melakukan K3 dan 3M.
Terlebih ungkap dia, jentik nyamuk akan lebih cepat berkembang biak pada saat peralihan musim dari hujan ke kemarau, sehingga berbagai upaya antisipasi menekan angka kasus DBD harus dilakukan berbagai kalangan terutama di wilayah yang rawan terjadi kasus DBD.
"Kami akan mendatangi perkampungan warga yang terjangkit DBD dan langsung melakukan penelusuran untuk membasmi jentik nyamuk mulai dari pengasapan sampai penaburan bubuk abate. Sedangakn bagi warga yang sempat terjangkit akan mendapat pengawasan dari tim medis puskesmas," katanya.
Pihaknya mengimbau bagi warga yang tinggal di daerah rawan terjadi kasus DBD untuk rutin melakukan gotong royong setiap pekan dengan sasaran tempat yang kerap menjadi sarang nyamuk."Jumat bersih harus kembali digalakan, agar nyamuk tidak berkembang biak," katanya.
Baca juga: Pemkab Cianjur belum tetapkan kejadian luar biasa demam berdarah
Baca juga: Pemprov Jawa Barat terapkan mekanisme SKDR untuk cegah DBD
Baca juga: Pemkot Tasikmalaya waspadai wabah demam berdarah
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020