Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut, Jawa Barat, segera mengevaluasi pelanggaran dalam menerapkan protokol kesehatan di kawasan objek wisata untuk mencegah penyebaran COVID-19.
"Di pantai itu masih banyak yang tak memakai masker, meski petugas sudah mengingatkan," kata Wakil Bupati Garut Helmi Budiman kepada wartawan di Garut, Rabu.
Pemkab Garut sudah membuka kembali seluruh objek wisata sejak awal Juni 2020 atau mulai masuknya fase normal baru di tengah wabah COVID-19.
Namun, banyak laporan tentang wisatawan yang mengabaikan protokol kesehatan seperti tidak memakai masker, menjaga jarak dan tidak berkerumun.
"Berwisata boleh, tapi kami minta patuhi protokol kesehatan, sering cuci tangan dan pakai masker," katanya.
Baca juga: Garut berencana periksa 27.000 orang deteksi COVID-19
Ia mengungkapkan, dibukanya objek wisata untuk umum itu memiliki risiko tinggi penyebaran wabah COVID-19 jika tidak menerapkan protokol kesehatan oleh pengelola wisata maupun pengunjungnya.
Helmi mengingatkan seluruh elemen masyarakat, khususnya wisatawan agar selalu patuh pada aturan yang ditetapkan pemerintah di situasi normal baru ini, karena penyebaran COVID-19 masih terjadi di Indonesia.
"Mari sama-sama jaga diri dan lingkungan, sama-sama mencegah penyebaran virus corona," katanya.
Baca juga: Universitas Garut bantu atasi dampak COVID-19 melalui program KKN
Jika di kawasan objek wisata masih mengabaikan protokol kesehatan, kata dia, bisa jadi objek wisata itu ditutup atau dilakukan pembatasan untuk mengantisipasi penyebaran COVID-19.
"Kami akan evaluasi, apakah akan ditutup atau lanjut, opsi lainnya dibuka tapi dengan pembatasan," kata Helmi.
Sebelumnya, beberapa objek wisata di Garut seperti pantai, pegunungan maupun kolam renang ramai dikunjungi wisatawan.
Namun, sejumlah wisatawan terlihat mengabaikan protokol kesehatan seperti di objek wisata gunung salah satunya Gunung Putri banyak yang tidak memakai masker atau menjaga jarak saat di lokasi wisata.*
Baca juga: Objek wisata air Cipanas Garut dibuka untuk umum
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020
"Di pantai itu masih banyak yang tak memakai masker, meski petugas sudah mengingatkan," kata Wakil Bupati Garut Helmi Budiman kepada wartawan di Garut, Rabu.
Pemkab Garut sudah membuka kembali seluruh objek wisata sejak awal Juni 2020 atau mulai masuknya fase normal baru di tengah wabah COVID-19.
Namun, banyak laporan tentang wisatawan yang mengabaikan protokol kesehatan seperti tidak memakai masker, menjaga jarak dan tidak berkerumun.
"Berwisata boleh, tapi kami minta patuhi protokol kesehatan, sering cuci tangan dan pakai masker," katanya.
Baca juga: Garut berencana periksa 27.000 orang deteksi COVID-19
Ia mengungkapkan, dibukanya objek wisata untuk umum itu memiliki risiko tinggi penyebaran wabah COVID-19 jika tidak menerapkan protokol kesehatan oleh pengelola wisata maupun pengunjungnya.
Helmi mengingatkan seluruh elemen masyarakat, khususnya wisatawan agar selalu patuh pada aturan yang ditetapkan pemerintah di situasi normal baru ini, karena penyebaran COVID-19 masih terjadi di Indonesia.
"Mari sama-sama jaga diri dan lingkungan, sama-sama mencegah penyebaran virus corona," katanya.
Baca juga: Universitas Garut bantu atasi dampak COVID-19 melalui program KKN
Jika di kawasan objek wisata masih mengabaikan protokol kesehatan, kata dia, bisa jadi objek wisata itu ditutup atau dilakukan pembatasan untuk mengantisipasi penyebaran COVID-19.
"Kami akan evaluasi, apakah akan ditutup atau lanjut, opsi lainnya dibuka tapi dengan pembatasan," kata Helmi.
Sebelumnya, beberapa objek wisata di Garut seperti pantai, pegunungan maupun kolam renang ramai dikunjungi wisatawan.
Namun, sejumlah wisatawan terlihat mengabaikan protokol kesehatan seperti di objek wisata gunung salah satunya Gunung Putri banyak yang tidak memakai masker atau menjaga jarak saat di lokasi wisata.*
Baca juga: Objek wisata air Cipanas Garut dibuka untuk umum
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020