Pemerintah Kabupaten Garut di Provinsi Jawa Barat berencana memeriksa sekitar 27.000 orang untuk mendeteksi penularan COVID-19.

"Kita harus melakukan baik rapid test (tes cepat) maupun swab (usap) untuk 27 ribu, sekarang kita baru enam ribu, kita masih jauh," kata Bupati Garut Rudy Gunawan dalam siaran pers Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Garut, Rabu.

Ia menjelaskan bahwa kini sudah tidak ada kasus COVID-19 di wilayah Garut. Satu pasien terakhir yang berasal dari Kecamatan Kadungora sudah dinyatakan sembuh oleh tim dokter di RSUD dr Slamet Garut.

Meski demikian Bupati meminta seluruh aparat pemerintah tetap siap siaga dan warga tetap disiplin menerapkan protokol pencegahan COVID-19.

"Kita harus melakukan kewaspadaan dari sisi preventif, melakukan tracking (pelacakan) dan tracing (penelusuran)," katanya.

Humas Gugus Tugas Percepatan dan Penanganan COVID-19 Garut Yeni Yunita mengatakan pelacakan dan pemeriksaan terus dilakukan pada orang-orang yang pernah kontak dengan pasien COVID-19.

Ia menambahkan bahwa dari total 26 pasien COVID-19 di Garut, 23 di antaranya sudah sembuh dan tiga orang meninggal dunia.

Bupati menjelaskan bahwa Pemerintah Kabupaten Garut sudah mulai membuka objek wisata dan melanjutkan kembali kegiatan pembangunan yang sempat tertunda akibat pandemi COVID-19.

"Pembangunan jalan terus, protokol kesehatan kita laksanakan dan tingkatkan, serta pemulihan ekonomi kita percepat," katanya.

Baca juga: Pemkab Garut lakukan tes usap massal deteksi kurva penyebaran Corona

Baca juga: 800-an warga sekampung di Garut selesai jalani tes usap deteksi penularan lokal

Baca juga: Pemkab Garut operasikan laboratorium tes usap seharga Rp3,5 miliar

Pewarta: Feri Purnama

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020