Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Jawa Barat dan Kabupaten Bogor melakukan operasi gabungan tes masif di beberapa titik perbatasan di wilayah Puncak Jawa Barat, Sabtu (20/6) dan Minggu (21/6) lalu dan dari hasil pemeriksaan sebanyak 32 orang dinyatakan reaktif Covid-19.
Wakil Ketua Divisi Pelacakan Kontak, Pengujian, dan Manajemen Laboratorium Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Jabar Siska Gerfianti menyatakan pemeriksaan rapd test dilakukan secara acak pada 1.106 orang dan 32 orang di antaranya reaktif Covid-19. "Kami melakukan tes pada pelaku perjalanan dari luar Jawa Barat dengan tujuan menyaring mereka untuk masuk Jabar," kata Siska di Bandung, Senin.
Siska menjelaskan tes ini dilakukan sebagai langkah deteksi dini mengingat keinginan masyarakat luar Jabar untuk berwisata di Puncak yang sulit dibendung."Mereka yang reaktif langsung menjalani swab test dengan metode PCR dan pemeriksaannya dilakukan Labkesda Jabar di Rest Area Segar Alam, Area Masjid Atta'awun, dan Argowisata Gunung Mas," katanya.
"Sedangkan bagi mereka yang dinyatakan reaktif di Simpang Gadong Ciawi, pemeriksaan swab test langsung dilakukan di Mobil PCR Badan Nasional Pananggulangan Bencana (BNPB)," tambahnya.
Siska memastikan, tes masif tersebut mematuhi semua prosedur yang telah ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI termasuk penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) bagi tenaga kesehatan.
Baca juga: Dua menteri puji kinerja penanggulangan COVID-19 Pemprov Jabar
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor Mike Kaltarina mengatakan operasi gabungan dan tes masif efektif menyaring pelaku perjalanan yang masuk Jabar dan mencegah munculnya kasus impor (imported case).
"Ini memperlihatkan kerja sama yang luar biasa antara Jabar dan Kabupaten Bogor. Kolaborasi seperti ini dapat memutus sebaran COVID-19 di Kabupaten Bogor yang jadi pintu masuk Jabar dari berbagai daerah," kata Mike.
Mike menyatakan kolaborasi semua pihak amat krusial dalam penanganan COVID-19 di Jabar."Dengan kolaborasi dan koordinasi yang baik, kita bersama-sama bisa memutus penularan COVID-19 ini khususnya di Kabupaten Bogor dan Jabar," ujarnya.
Pada pemeriksaan tersebut Dinkes Kabupaten Bogor menerjunkan delapan tenaga kesehatan.
Baca juga: Pemprov Jabar hadirkan Mobile Laboratorium BSL3 bergerak pertama di Indonesia
Plt Bupati Cianjur Herman Suherman mengapresiasi operasi gabungan dan tes masif yang digagas gugus tugas provinsi sehingga dapat menekan potensi penularan baru di Cianjur, khususnya daerah Cipanas.
"Tes masif dapat menjamin di Cianjur ini "clean and clear" sehingga dengan adanya pemeriksaan ini dapat menjamin wisata akan dibuka kembali," ucap Herman.
Selain mendeteksi dini keberadan virus SARS-CoV-2 dan memutus rantai penularan, tes masif memberikan rasa aman dan nyaman bagi mereka yang mengikuti tes.
Saat pemeriksaan, warga Banten yang bekerja di Bandung Asad Napar Wiranagapati menyatakan dirinya merasa tenang usai melaksanakan rapid test. Ia mengaku tidak merasa khawatir apabila hasil rapid test reaktif.
"Sekalipun saya hasilnya positif, saya tidak khawatir karena tahu apa yang harus saya lakukan dan tenaga kesehatan lakukan kepada saya," kata Asad.
Asad mengajak masyarakat Indonesia, khususnya Jabar, untuk ikut tes masif. Selain memastikan kondisi diri sendiri, ikut tes masif berarti turut dalam pencegahan penularan COVID-19."Jangan takut. Kalau takut, sampai kapan pun kita akan gelisah. Ada virus enggak, sih, di badan kita. Kalau kita tahu kita positif atau enggak, bukannya kita dan keluarga akan jadi lebih tenang," katanya.
Hal senada dikatakan warga Jakarta Timur, Muhari Birawa. Menurutnya tidak ada alasan untuk takut tes terlebih tes masif tersebut dilakukan sesuai prosedur.
"Kita harus pastikan diri kita bebas dari COVID-19. Kalau tidak dites, kita tidak tahu. Menurut saya ngapain kita takut tes selagi semua tes sesuai dengan prosedur," kata Muhari.
Usai tes, Asad melanjutkan perjalanan ke Bandung dengan tenang. Ia tidak perlu risau akan menularkan virus pada teman-temannya di perantauan. Pun demikian dengan Muhari yang dapat menikmati keindahan alam Kawasan Puncak dengan tenang.
Pengetesan masif dilaksanakan selama dua hari pada Sabtu (20/6/20) dan Minggu (21/6/20), di lima lokasi yakni Rest Area Segar Alam Kab. Cianjur, Area Masjid Atta'awun, Argowisata Gunung Mas, Simpang Gadong Ciawi dan Taman Wisata Matahari.
Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Jabar menyediakan sebanyak 2.000 rapid test dan 500 swab test.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020
Wakil Ketua Divisi Pelacakan Kontak, Pengujian, dan Manajemen Laboratorium Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Jabar Siska Gerfianti menyatakan pemeriksaan rapd test dilakukan secara acak pada 1.106 orang dan 32 orang di antaranya reaktif Covid-19. "Kami melakukan tes pada pelaku perjalanan dari luar Jawa Barat dengan tujuan menyaring mereka untuk masuk Jabar," kata Siska di Bandung, Senin.
Siska menjelaskan tes ini dilakukan sebagai langkah deteksi dini mengingat keinginan masyarakat luar Jabar untuk berwisata di Puncak yang sulit dibendung."Mereka yang reaktif langsung menjalani swab test dengan metode PCR dan pemeriksaannya dilakukan Labkesda Jabar di Rest Area Segar Alam, Area Masjid Atta'awun, dan Argowisata Gunung Mas," katanya.
"Sedangkan bagi mereka yang dinyatakan reaktif di Simpang Gadong Ciawi, pemeriksaan swab test langsung dilakukan di Mobil PCR Badan Nasional Pananggulangan Bencana (BNPB)," tambahnya.
Siska memastikan, tes masif tersebut mematuhi semua prosedur yang telah ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI termasuk penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) bagi tenaga kesehatan.
Baca juga: Dua menteri puji kinerja penanggulangan COVID-19 Pemprov Jabar
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor Mike Kaltarina mengatakan operasi gabungan dan tes masif efektif menyaring pelaku perjalanan yang masuk Jabar dan mencegah munculnya kasus impor (imported case).
"Ini memperlihatkan kerja sama yang luar biasa antara Jabar dan Kabupaten Bogor. Kolaborasi seperti ini dapat memutus sebaran COVID-19 di Kabupaten Bogor yang jadi pintu masuk Jabar dari berbagai daerah," kata Mike.
Mike menyatakan kolaborasi semua pihak amat krusial dalam penanganan COVID-19 di Jabar."Dengan kolaborasi dan koordinasi yang baik, kita bersama-sama bisa memutus penularan COVID-19 ini khususnya di Kabupaten Bogor dan Jabar," ujarnya.
Pada pemeriksaan tersebut Dinkes Kabupaten Bogor menerjunkan delapan tenaga kesehatan.
Baca juga: Pemprov Jabar hadirkan Mobile Laboratorium BSL3 bergerak pertama di Indonesia
Plt Bupati Cianjur Herman Suherman mengapresiasi operasi gabungan dan tes masif yang digagas gugus tugas provinsi sehingga dapat menekan potensi penularan baru di Cianjur, khususnya daerah Cipanas.
"Tes masif dapat menjamin di Cianjur ini "clean and clear" sehingga dengan adanya pemeriksaan ini dapat menjamin wisata akan dibuka kembali," ucap Herman.
Selain mendeteksi dini keberadan virus SARS-CoV-2 dan memutus rantai penularan, tes masif memberikan rasa aman dan nyaman bagi mereka yang mengikuti tes.
Saat pemeriksaan, warga Banten yang bekerja di Bandung Asad Napar Wiranagapati menyatakan dirinya merasa tenang usai melaksanakan rapid test. Ia mengaku tidak merasa khawatir apabila hasil rapid test reaktif.
"Sekalipun saya hasilnya positif, saya tidak khawatir karena tahu apa yang harus saya lakukan dan tenaga kesehatan lakukan kepada saya," kata Asad.
Asad mengajak masyarakat Indonesia, khususnya Jabar, untuk ikut tes masif. Selain memastikan kondisi diri sendiri, ikut tes masif berarti turut dalam pencegahan penularan COVID-19."Jangan takut. Kalau takut, sampai kapan pun kita akan gelisah. Ada virus enggak, sih, di badan kita. Kalau kita tahu kita positif atau enggak, bukannya kita dan keluarga akan jadi lebih tenang," katanya.
Hal senada dikatakan warga Jakarta Timur, Muhari Birawa. Menurutnya tidak ada alasan untuk takut tes terlebih tes masif tersebut dilakukan sesuai prosedur.
"Kita harus pastikan diri kita bebas dari COVID-19. Kalau tidak dites, kita tidak tahu. Menurut saya ngapain kita takut tes selagi semua tes sesuai dengan prosedur," kata Muhari.
Usai tes, Asad melanjutkan perjalanan ke Bandung dengan tenang. Ia tidak perlu risau akan menularkan virus pada teman-temannya di perantauan. Pun demikian dengan Muhari yang dapat menikmati keindahan alam Kawasan Puncak dengan tenang.
Pengetesan masif dilaksanakan selama dua hari pada Sabtu (20/6/20) dan Minggu (21/6/20), di lima lokasi yakni Rest Area Segar Alam Kab. Cianjur, Area Masjid Atta'awun, Argowisata Gunung Mas, Simpang Gadong Ciawi dan Taman Wisata Matahari.
Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Jabar menyediakan sebanyak 2.000 rapid test dan 500 swab test.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020