Kegiatan membagikan bantuan sosial tunai (BST) kepada sejumlah warga oleh Menteri Sosial Juliari Batubara di Kantor Pos Bayongbong, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Jumat, terpantau mengabaikan protokol kesehatan pencegahan wabah COVID-19 seperti menjaga jarak dan larangan berkerumun sehingga dikhawatirkan sejumlah warga lainnya terjadi penularan virus.
Seorang warga Garut yang hadir di sekitar kegiatan penyerahan bantuan sosial, Irwan mengaku heran dengan kedatangan Mensos dan rombongan pejabat lainnya mengabaikan protokol kesehatan, padahal wabah COVID-19 belum berakhir.
"Saya lihat banyak kerumunan orang, tidak menjaga jarak, padahal saat ini kondisinya belum aman masih ada penyebaran COVID-19," kata Irwan.
Ia menuturkan, sebagai warga Garut menyayangkan adanya rombongan pejabat dari Jakarta dan kota lainnya berkerumun bersama warga Garut untuk menyalurkan program bantuan sosial.
Irwan khawatir kerumunan orang dan tidak menjaga jarak bahkan ada yang tidak pakai masker itu menularkan wabah COVID-19 yang selama ini ditakuti oleh warga Garut.
"Saya saja sekarang kalau keluar rumah selalu pakai masker, jaga jarak, begitu juga kalau ke pasar," katanya.
Warga Garut lainnya, Hendi mengeluhkan sama aturan protokol kesehatan COVID-19 seperti menjaga jarak dan menghindari kerumunan orang justru diabaikan dalam kegiatan pemerintahan.
"Sekarang masyarakat harus patuh pada protokol kesehatan, tapi justru sekarang kondisinya begini, berkerumun, tidak ada jarak, kalau begitu sekarang memang sudah normal," katanya.
Kunjungan Mensos ke Garut itu dihadiri Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum, Wakil Bupati Garut Helmi Budiman, anggota DPR RI, jajaran Kepolisian Resor Garut dan TNI serta pejabat dari perbankan.
Terkait diabaikannya protokol kesehatan COVID-19 saat acara kunjungan Mensos itu ditanggapi Humas Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Kabupaten Garut, Yeni Yunita bahwa pihaknya sebelum kegiatan sudah disampaikan kepada masyarakat terkait tentang kewajiban menerapkan protokol kesehatan COVID-19.
"Sudah (sosialisasi protokol kesehatan) oleh penyelenggara dan pemerintahan setempat," kata Yeni.
Ia menuturkan, Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Garut sudah melakukan sosialisasi tentang protokol kesehatan secara langsung maupun melalui media massa dan melibatkan komponen lainnya seperti TNI dan Polri yang dilakukan hingga ke desa-desa.
Termasuk sosialisasi dalam acara kunjungan Mensos itu, kata Yeni, sudah dilakukan, bahkan saat pelaksanaan acara tetap menerapkan protokol kesehatan seperti menyediakan tempat cuci tangan, penempatan kursi tamu, dan wajib menggunakan masker.
"Menyediakan masker, tempat cuci tangan dan penempatan kursi tamu sudah dengan jarak sesuai protokol kesehatan, namun antusiasme masyarakat cukup tinggi sehingga sempat terjadi situasi berdesakan," katanya.
Baca juga: Mensos cek penyaluran bansos tunai dan warung KUBE di Garut
Baca juga: Mensos pastikan rakyat rasakan manfaat Program Keluarga Harapan
Baca juga: Mensos ungkap penyebab lambatnya distribusi bantuan sosial
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020
Seorang warga Garut yang hadir di sekitar kegiatan penyerahan bantuan sosial, Irwan mengaku heran dengan kedatangan Mensos dan rombongan pejabat lainnya mengabaikan protokol kesehatan, padahal wabah COVID-19 belum berakhir.
"Saya lihat banyak kerumunan orang, tidak menjaga jarak, padahal saat ini kondisinya belum aman masih ada penyebaran COVID-19," kata Irwan.
Ia menuturkan, sebagai warga Garut menyayangkan adanya rombongan pejabat dari Jakarta dan kota lainnya berkerumun bersama warga Garut untuk menyalurkan program bantuan sosial.
Irwan khawatir kerumunan orang dan tidak menjaga jarak bahkan ada yang tidak pakai masker itu menularkan wabah COVID-19 yang selama ini ditakuti oleh warga Garut.
"Saya saja sekarang kalau keluar rumah selalu pakai masker, jaga jarak, begitu juga kalau ke pasar," katanya.
Warga Garut lainnya, Hendi mengeluhkan sama aturan protokol kesehatan COVID-19 seperti menjaga jarak dan menghindari kerumunan orang justru diabaikan dalam kegiatan pemerintahan.
"Sekarang masyarakat harus patuh pada protokol kesehatan, tapi justru sekarang kondisinya begini, berkerumun, tidak ada jarak, kalau begitu sekarang memang sudah normal," katanya.
Kunjungan Mensos ke Garut itu dihadiri Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum, Wakil Bupati Garut Helmi Budiman, anggota DPR RI, jajaran Kepolisian Resor Garut dan TNI serta pejabat dari perbankan.
Terkait diabaikannya protokol kesehatan COVID-19 saat acara kunjungan Mensos itu ditanggapi Humas Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Kabupaten Garut, Yeni Yunita bahwa pihaknya sebelum kegiatan sudah disampaikan kepada masyarakat terkait tentang kewajiban menerapkan protokol kesehatan COVID-19.
"Sudah (sosialisasi protokol kesehatan) oleh penyelenggara dan pemerintahan setempat," kata Yeni.
Ia menuturkan, Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Garut sudah melakukan sosialisasi tentang protokol kesehatan secara langsung maupun melalui media massa dan melibatkan komponen lainnya seperti TNI dan Polri yang dilakukan hingga ke desa-desa.
Termasuk sosialisasi dalam acara kunjungan Mensos itu, kata Yeni, sudah dilakukan, bahkan saat pelaksanaan acara tetap menerapkan protokol kesehatan seperti menyediakan tempat cuci tangan, penempatan kursi tamu, dan wajib menggunakan masker.
"Menyediakan masker, tempat cuci tangan dan penempatan kursi tamu sudah dengan jarak sesuai protokol kesehatan, namun antusiasme masyarakat cukup tinggi sehingga sempat terjadi situasi berdesakan," katanya.
Baca juga: Mensos cek penyaluran bansos tunai dan warung KUBE di Garut
Baca juga: Mensos pastikan rakyat rasakan manfaat Program Keluarga Harapan
Baca juga: Mensos ungkap penyebab lambatnya distribusi bantuan sosial
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020