Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Jawa Barat, Achmad Ru’yat mengkritisi pemberiaan bantuan dana tanggap darurat dari Pemerintah Provinsi Jabar kepada Kabupaten Bekasi yang dilanda bencana banjir pada awal tahun 2020.
"Kami mempertanyakan pemberian biaya tidak terduga yang diberikan Pemprov Jabar untuk korban bencana longsor dan banjir bandang di Kabupaten Bogor. Mengapa jumlahnya lebih kecil dibandingkan Kota Bekasi, padahal Kabupaten Bogor itu daerah terdampak bencana yang paling parah dan jumlah pengungsi yang banyak," kata Achmad Ru’yat, di Bandung, Jumat.
Kota Bekasi diberikan bantuan Rp2 miliar (biaya tidak terduga untuk dana tanggap darurat bencana) dari Pemprov Jabar dan Kabupaten Bogor hanya diberikan Rp1,5 miliar.
"Padahal itu tadi bencana longsor di Kabupaten Bogor jauh lebih paling parah dibandingkan dengan lokasi bencana lainnya yang serempak saat itu terjadi pada awal tahun 2020," kata dia.
Dia mengatakan selain menimbulkan kerugian material, bencana yang terjadi di Kabupaten Bogor juga turut menimbulkan korban jiwa dan warga terdampak bencana banyak yang mengalami luka-luka.
Bahkan, lanjut Achmad, dampak bencana yang ditimbulkan di daerah tersebut membuat Presiden Joko Widodo langsung meninjau lokasi bencana ke Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor.
"Sepengetahuan saya Pemprov Jabar tidak memberikan bantuan pinjaman alat berat untuk membuka akses jalan menuju beberapa daerah terdampak bencana yang terisolir akibat longsor dan banjir bandang itu," kata dia.
Oleh karena itu, pihaknya akan mempertanyakan langsung kepada Gubernur Jabar M Ridwan Kamil terkait minimnya jumlah bantuan dana bencana maupun soal lainnya seperti pinjaman alat berat untuk Kab Bogor.
Lebih lanjut Achmad mengatakan berdasarkan informasi yang diperolehnya, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat telah menambah kendaraan berat agar jalan utama menuju desa-desa di Kecamatan Sukajaya yang terisolir segera terakses.
Menurut dia, sedikitnya 11 kendaraan alat berat akan diterjunkan untuk menembus jalan-jalan utama yang tertutup longsor.
"Saya kecewa kepada gubernur. Kekecewaan kami bukan lantaran tidak hadirnya gubernur saat ada kunjungan presiden ke Sukajaya, melainkan tidak adanya bantuan pinjaman alat berat dan minimnya pemberian biaya tak terduga dari Pemprov Jabar kepada Kabupaten Bogor yang hanya Rp1,5 miliar," kata dia.
Baca juga: Dandim ambil alih komando penanganan bencana di Sukajaya Bogor
Baca juga: Bupati Bogor: Lebih dari 6.000 warga mengungsi akibat banjir
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020
"Kami mempertanyakan pemberian biaya tidak terduga yang diberikan Pemprov Jabar untuk korban bencana longsor dan banjir bandang di Kabupaten Bogor. Mengapa jumlahnya lebih kecil dibandingkan Kota Bekasi, padahal Kabupaten Bogor itu daerah terdampak bencana yang paling parah dan jumlah pengungsi yang banyak," kata Achmad Ru’yat, di Bandung, Jumat.
Kota Bekasi diberikan bantuan Rp2 miliar (biaya tidak terduga untuk dana tanggap darurat bencana) dari Pemprov Jabar dan Kabupaten Bogor hanya diberikan Rp1,5 miliar.
"Padahal itu tadi bencana longsor di Kabupaten Bogor jauh lebih paling parah dibandingkan dengan lokasi bencana lainnya yang serempak saat itu terjadi pada awal tahun 2020," kata dia.
Dia mengatakan selain menimbulkan kerugian material, bencana yang terjadi di Kabupaten Bogor juga turut menimbulkan korban jiwa dan warga terdampak bencana banyak yang mengalami luka-luka.
Bahkan, lanjut Achmad, dampak bencana yang ditimbulkan di daerah tersebut membuat Presiden Joko Widodo langsung meninjau lokasi bencana ke Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor.
"Sepengetahuan saya Pemprov Jabar tidak memberikan bantuan pinjaman alat berat untuk membuka akses jalan menuju beberapa daerah terdampak bencana yang terisolir akibat longsor dan banjir bandang itu," kata dia.
Oleh karena itu, pihaknya akan mempertanyakan langsung kepada Gubernur Jabar M Ridwan Kamil terkait minimnya jumlah bantuan dana bencana maupun soal lainnya seperti pinjaman alat berat untuk Kab Bogor.
Lebih lanjut Achmad mengatakan berdasarkan informasi yang diperolehnya, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat telah menambah kendaraan berat agar jalan utama menuju desa-desa di Kecamatan Sukajaya yang terisolir segera terakses.
Menurut dia, sedikitnya 11 kendaraan alat berat akan diterjunkan untuk menembus jalan-jalan utama yang tertutup longsor.
"Saya kecewa kepada gubernur. Kekecewaan kami bukan lantaran tidak hadirnya gubernur saat ada kunjungan presiden ke Sukajaya, melainkan tidak adanya bantuan pinjaman alat berat dan minimnya pemberian biaya tak terduga dari Pemprov Jabar kepada Kabupaten Bogor yang hanya Rp1,5 miliar," kata dia.
Baca juga: Dandim ambil alih komando penanganan bencana di Sukajaya Bogor
Baca juga: Bupati Bogor: Lebih dari 6.000 warga mengungsi akibat banjir
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020