Bupati Bogor Ade Yasin menyebutkan bahwa ada lebih dari 6.000 jiwa mengungsi akibat kejadian banjir dan longsor yang terjadi di wilayah Barat Kabupaten Bogor, Jawa Barat pada Rabu (1/1) lalu.

"Catatan dari data sementara ada 6.000 lebih jiwa mengungsi, korban meninggal ada 11, kemudian yang belum ditemukan itu ada empat," ujarnya usai rapat koordinasi (rakor) kebencanaan di Pendopo Bupati, Cibinong Kabupaten Bogor, Senin.

Menurutnya, kurang dari satu minggu setelah petugas berhasil membuka semua akses yang tertutup longsoran, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor akan menginventarisasi jumlah pengungsi secara pasti. Sehingga, data tersebut nantinya dapat digunakan sebagai landasan upaya relokasi.

"Ada yang tidak bisa balik, karena rumahnya terkubur berarti kondisi tanahnya tidak bagus, masih bahaya untuk balik ke situ," papar perempuan yang hari ini ditetapkan sebagai ketua tim tanggap darurat bencana di Kabupaten Bogor itu.

Ia mengaku akan menyiapkan tempat relokasi bagi warga yang tempat tinggalnya hancur, ataupun rentan terjadinya bencana susulan. Tapi, hingga kini ia masih menerjunkan tim untuk melakukan kajian mengenai lokasi yang dianggap aman dari bencana dan jaraknya relatif tidak jauh.

Ade Yasin mengatakan, Pemkab Bogor akan menyiapkan lahan relokasinya, sedangkan untuk membangun huniannya ia mengaku tengah berusaha mencari uluran bantuan dari pihak lain.

Seperti diketahui, pada hari Rabu (1/1) pukul 06.00 WIB terjadi hujan deras yang membuat Sungai Cidurian di Kabupaten Bogor meluap dan mengakibatkan beberapa wilayah sekitarnya mengalami banjir dan longsor.

Beberapa kecamatan di wilayah Barat Kabupaten Bogor yang terdampak bencana tersebut yaitu, Kecamatan Sukajaya, Kecamatan Cigudeg, Kecamatan Nanggung, dan Kecamatan Jasinga.

Baca juga: Menteri PUPR tambah alat berat untuk buka akses daerah terisolir di Bogor,

Baca juga: Presiden kirim bantuan 6.000 paket sembako ke Sukajaya Bogor


 

Pewarta: M Fikri Setiawan

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020