Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jawa Barat Iwa Karniwa mengatakan rncana Pembangunan Tempat Pengelolaan dan Pemrosesan Akhir Sampah (TPPAS) Legoknangka memasuki tahap proses prakualifikasi untuk kelanjutan proses lelang.
"Alhamdulillah sidah masuk tahap prakualifikasi lelang dan dari pemerintah provinsi sendiri menargetkan TPPAS Legoknangka ditargetkan beroperasi tahun 2022 mendatang," kata Iwa Karniwa, di Bandung, Rabu.
Sekda Iwa mengatakan, saat ini peminat lelang cukup banyak namun pihaknya akan sangat hati-hati dengan proses tersebut. Pihaknya pun terbuka bagi calon investor dari dalam maupun luar negeri.
"Silakan (investor) dari dalam maupun luar negeri. asalnya mereka memiliki teknologi memadai dan finansial yang cukup serta punya kapabilitas," kata dia.
Iwa mengatakan Dinas Lingkungan Hidup telah menentukan persyaratan investor untuk lelang investasi TPPAS Legoknangka.
Selain itu, pihaknya akan menerapkan pola KPBU seperti halnya yang diterapkan pada pola pembangunan TPPAS Lulut Nambo.
"Yang pasti kita untuk teknologi terbuka (tapi harus metode waste to energy), untuk bahan bakar semen (RDF) tidak mungkin, karena pembeli utama belum ada. Kalau untuk TPPAS di Ciayumajakuning itu kemungkinan untuk RDF karena ada pabrik semen di Palimanan," kata dia.
Sementara itu terkait dengan kesepakatan tipping fee, kata dia, masih mengacu pada kesepakatan sebelumnya yaitu Rp 386.000/ton.
Akan tetapi harga tersebut bisa turun atau naik tergantung dengan calon investor nanti.
"Kalau lebih murah ya seneng, karena ini lelang investasi namun jika lebih mahal, pemerintah pusat siap untuk menanggung tipping fee yang dibebankan kepada daerah pengguna TPPAS Legoknangka," kata dia.
Iwa menyatakan, TPPAS Legoknangka bisa digunakan lebih awal meski pembangunan fisik belum selesai layaknya TPPAS Lulut Nambo yang mulai digunakan oleh Kota Depok lebih awal. Hal itu merupakan arahan dari Kementrian PUPR.
"Apabila dimungkinkan disarankan untuk digunakan, apabila pada saat waktu bersamaan dibutuhkan pembuangan sampah, seperti di Nambo. Tinggal ada syaratnya saja," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019
"Alhamdulillah sidah masuk tahap prakualifikasi lelang dan dari pemerintah provinsi sendiri menargetkan TPPAS Legoknangka ditargetkan beroperasi tahun 2022 mendatang," kata Iwa Karniwa, di Bandung, Rabu.
Sekda Iwa mengatakan, saat ini peminat lelang cukup banyak namun pihaknya akan sangat hati-hati dengan proses tersebut. Pihaknya pun terbuka bagi calon investor dari dalam maupun luar negeri.
"Silakan (investor) dari dalam maupun luar negeri. asalnya mereka memiliki teknologi memadai dan finansial yang cukup serta punya kapabilitas," kata dia.
Iwa mengatakan Dinas Lingkungan Hidup telah menentukan persyaratan investor untuk lelang investasi TPPAS Legoknangka.
Selain itu, pihaknya akan menerapkan pola KPBU seperti halnya yang diterapkan pada pola pembangunan TPPAS Lulut Nambo.
"Yang pasti kita untuk teknologi terbuka (tapi harus metode waste to energy), untuk bahan bakar semen (RDF) tidak mungkin, karena pembeli utama belum ada. Kalau untuk TPPAS di Ciayumajakuning itu kemungkinan untuk RDF karena ada pabrik semen di Palimanan," kata dia.
Sementara itu terkait dengan kesepakatan tipping fee, kata dia, masih mengacu pada kesepakatan sebelumnya yaitu Rp 386.000/ton.
Akan tetapi harga tersebut bisa turun atau naik tergantung dengan calon investor nanti.
"Kalau lebih murah ya seneng, karena ini lelang investasi namun jika lebih mahal, pemerintah pusat siap untuk menanggung tipping fee yang dibebankan kepada daerah pengguna TPPAS Legoknangka," kata dia.
Iwa menyatakan, TPPAS Legoknangka bisa digunakan lebih awal meski pembangunan fisik belum selesai layaknya TPPAS Lulut Nambo yang mulai digunakan oleh Kota Depok lebih awal. Hal itu merupakan arahan dari Kementrian PUPR.
"Apabila dimungkinkan disarankan untuk digunakan, apabila pada saat waktu bersamaan dibutuhkan pembuangan sampah, seperti di Nambo. Tinggal ada syaratnya saja," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019