Garut (ANTARA) - Sejumlah pendaki pada musim libur panjang Hari Raya Lebaran mengeluhkan aksi premanisme berupa pemalakan di jalur pendakian Gunung Guntur, Kecamatan Tarogong Kaler, Kabupaten Garut, Jawa Barat, kepada polisi setempat karena sudah mengganggu kenyamanan wisatawan.
"Benar ada beberapa kabar yang masuk ke kita terkait adanya pendaki yang coba dipalak preman," kata Kepala Polsek Tarogong Kaler Ipda Asep Saepudin kepada wartawan di Garut, Senin.
Ia menuturkan, selama libur Lebaran Gunung Guntur ramai dikunjungi wisatawan dari berbagai daerah untuk melakukan pendakian dan berkemah menikmati keindahan alam pegunungan.
Namun wisatawan yang hendak menuju jalur pendakian gunung aktif di Garut itu, kata Asep, merasa terganggu dengan adanya kelompok orang diduga preman kampung yang melakukan pemalakan atau meminta uang kepada para pendaki.
Keluhan pendaki itu, kata dia, langsung menjadi perhatian serius kepolisian untuk menindaklanjuti, dan ternyata benar ada tindakan yang mengarah pada perbuatan pidana.
"Kami dan jajaran langsung melakukan penertiban," katanya.
Ia menyampaikan, jajarannya bersama TNI terus meningkatkan patroli di jalur pendakian Gunung Guntur untuk memberikan rasa aman dan nyaman bagi wisatawan.
Sementara polisi, lanjut dia, memberikan peringatan dan pembinaan terhadap para pemalak itu, jika mengulangi perbuatannya akan ditindak sesuai aturan hukum yang berlaku.
"Jika berani lagi memalak maka kami tidak segan untuk menindaknya," kata Asep.
Ia menambahkan, kawasan wisata Gunung Guntur itu saat ini masih ramai dikunjungi pendaki, meskipun tidak seramai saat libur Lebaran.
Ia mengimbau seluruh pendaki untuk selalu menjaga ketertiban dan keselamatan, jika mengalami gangguan seperti pemalakan segera lapor ke polisi.
"Bila terjadi gangguan yang dilakukan preman segera laporkan ke kami yang berjaga di kawasan sekitar gunung," katanya.
Baca juga: Gunung Guntur ramai wisatawan pendaki
Baca juga: Jalur pendakian gunung Guntur kembali dibuka