Jakarta (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi, Geofisika (BMKG) memperingatkan badai siklon tropis berpotensi terjadi pada Kamis siang pukul 13.00 Waktu Indonesia Barat (WIB) di kawasan timur Indonesia terutama di wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT), dan Maluku Tenggara.
"Saat ini bibit siklon tropis masih berpotensi menjadi siklon tropis dalam 18 jam ke depan atau sekitar Kamis (9/5) jam satu siang," kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam jumpa pers di Jakarta, Rabu malam.
Saat ini, di kawasan Maluku Tenggara, NTT dan Timor Leste masih terjadi bibit badai siklon tropis dengan kecepatan angin maksimum mencapai 20-30 knot yang bertekanan minimum 1000 hektopascal.
"Hingga Rabu malam ini, bibit siklon tropis dengan kode 93 S berada di Laut Banda di sekitar Maluku Tenggara bagian barat," ujar Dwikorita.
Meskipun saat ini masih berupa bibit, badai siklon tropis ini sudah menimbulkan ancaman cuaca yang ekstrem di kawasan terdampak. Jika bibit badai ini bertransformasi menjadi siklon tropis, maka hujan dapat terjadi dengan intensitas sedang hingga lebat, disertai angin kencang.
Bibit badai yang sedang terjadi ini menyebabkan angin kencang dengan kecepatan hingga 48 kilometer per jam yang terjadi di NTT, Maluku, dan Papua bagian selatan.
Di laut, gelombang berketinggian 4-6 meter berpeluang terjadi di Laut Banda bagian selatan, Perairan Kepulauan Sermata-Kepulauan Letti, dan Laut Arafura bagian barat.
Kemudian, gelombang dengan ketinggian 2,5-4 meter berpeluang terjadi di Laut Banda bagian utara, Perairan Kepulauan Babar hingga Kepulauan Tanimbar, Laut Arafuru bagian tengah.
Sedangkan, gelombang dengan ketinggian 1,25-2,5 meter berpeluang terjadi di perairan selatan Ambon, perairan selatan Kepulauan Kei hingga Kepulauan Aru, perairan utara Kepulauan Tanimbar, Laut Arafuru bagian timur, serta Perairan barat Yos Sudarso.
"Transportasi laut di sekitar daerah terdampak bibit badai diperkirakan akan terganggu sehingga masyarakat diimbau untuk hati-hati," ujar Dwikorita.
BMKG juga mengingatkan potensi hujan lebat yang dapat menyebabkan banjir, tanah longsor dan banjir bandang di sekitar wilayah yang terkena badai siklon tropis.
Baca juga: Fenomena Equinox tidak perlu dikhawatirkan, kata BMKG
Baca juga: Angin kencang di Cirebon capai 65km per jam, kata BMKG