Garut (ANTARA) - PT Kereta Api Indonesia (KAI) menunda proses pembongkaran bangunan yang terdampak reaktivasi rel kereta api sepanjang Stasiun Garut-Cibatu di Kabupaten Garut, Jawa Barat, sampai pelaksanaan Pemilihan Umum 2019 selesai untuk mendukung pesta demokrasi agar berjalan lancar.
"Belum ada kepastian waktu, tapi direncanakan setelah berakhirnya masa pencoblosan Pemilu kita akan lanjutkan kembali," kata Manajer Humas PT KAI Daerah Operasi 2 Bandung Joni Martinus saat dihubungi wartawan, Kamis.
Dikatakan, PT KAI telah menjalankan program reaktivasi jalur rel kereta api Stasiun Cibatu-Garut untuk memenuhi kebutuhan transportasi masyarakat.
Namun sepanjang jalur rel yang sudah bertahun-tahun tidak aktif itu, kata dia, sudah banyak lahan milik PT KAI yang dijadikan bangunan, termasuk pemukiman rumah penduduk.
Bahkan, lanjut dia, berdasarkan laporan dari KPU Garut ada beberapa lokasi yang dijadikan Tempat Pemungutan Suara (TPS). Untuk itu, PT KAI menunda proses pembongkaran tersebut sampai pencoblosan selesai.
"Sesuai permintaan KPU, guna mendukung kelancaran proses pesta demokrasi kami untuk sementara menunda proses penertiban sampai dengan selesainya proses pencoblosan pemilu," katanya.
Sebelumnya, PT KAI sudah mulai membongkar bangunan yang berdiri di lahan PT KAI atau yang terdampak reaktivasi jalur rel kereta api Stasiun Cibatu-Garut sejak awal tahun 2019.
Sejumlah warga sudah ada yang berinisiatif membongkar bangunannya setelah mendapatkan dana kerohiman dari PT KAI.
Petugas juga sudah membongkar kios di Pasar Mawar yang berdiri di jalur rel atau tidak jauh dari lingkungan Stasiun Garut.
Baca juga: 24 TPS terdampak pembangunan reaktivasi kereta api di Garut
Baca juga: Warga Garut terdampak reaktivasi kereta api kecewa, kenapa?