Bandung (Antaranews Jabar) - Dokter Spesialis Saraf Rumah Sakit Premier Jatinegara, Jakarta, dr Sukono Djojoatmodjo menyarankan para penderita penyakit kritis seperti stroke, kanker dan jantung perlu mengikuti program asuransi.
"Tiga penyakit yang menyebabkan kematian adalah stroke, kanker dan jantung. Stroke, itu tingkat kecacatannya tinggi maka salah satu cara untuk memproteksi diri dengan ikut asuransi," kata dr Sukono Djodoatmodjo disela-sela peluncuran PRUCritical Benefit 88 di Sasana Budaya Ganesha Bandung, Rabu.
Dia mengatakan saat ini stroke menjadi salah satu penyakit yang diurus oleh dunia sehingga ada yang namanya Hari Struk Dunia yang diperingati setiap tanggal 29 Oktober setiap tahunnya.
Menurut dia, stroke sering disebut sebagai pembunuh tiba-tiba atau silent killer dan karena gejalanya tiba-tiba maka serangannya datang tanpa permisi dan gejala yang tak disadari.
"Jadi seseorang awalnya sehat bugar ketika terserang stroke bisa lumpuh seketika bahkan hingga tak sadarkan diri," kata dia.
Baca juga: Pertumbuhan asuransi syariah Prudential meningkat
Ia menuturkan ada akronim yang mendorong seseorang mengenali gejala stroke yang diberi nama FAST atau Face, Arms, Speech dan Time.
"Ketika ada yang terserang stroke, lihatlah wajahnya simetris atau tidak, lihat lengan dan tungkainya yang tiba-tiba lumpuh, lihat cara bicaranya yang pelo, dan waktu yang harus segera cepat dilarikan ke rumah sakit," kata dia.
Lebih lanjut ia mengatakan seseorang terkena stroke harus cepat segera dibawa ke rumah sakit karena hal itu terkait golden period atau waktu emas penanganan stroke dalam 4,5 jam pertama setelah serangan.
"Semakin lama ditangani akan semakin lama terbiarkan bagian otak yang rusak. Kalau dibiarkan area kerusakan otak akan makin luas. Kecacatan makin tinggi," kata dr Sukono.
Ia menambahkan biaya pengobatan penyakit stroke lumayan tinggi, terlebih jika tidak memiliki materi yang cukup banyak untuk pengobatannya menyebabkan kebangkrutan.
"Sehingga saya mengapresiasi Prudential yang menyediakan layanan asuransi untuk mencegah penyakit kritis ini," kata dia.
Sementara itu, Chief Agency Officer Prudential Premraj T menambahkan PRUCritical Benefit 99 hadir untuk melindungi pasien dan keluarganya dari dampak keuangan akibat penyakit kritis.
"Berjuang melawan penyakit kritis sangat menguras emosi dan fisik pasien serta keluarganya. Itu dapat menggangu perencanaan keuangan," kata Premraj T.
Premraj menambahkan penyakit tidak menular seperti kanker, jantung dan stroke berpotensi menyebabkan kesulitan keuangan.
Penelitian ASEAN Cost in Oncology pada 2014 dan 2015, kata dia, mengungkapkan bahwa dari 9.513 pasien pengidap kanker yang diteliti lebih lanjut hampir 50 persennya mengalami kebangkrutan dan 29 persennya meninggal dunia.
"Melalui PRUCritical Benefit 88 ini kami berharap dapat memberikan ketenangan pikiran pada nasabah dan keluarganya," kata dia.
Baca juga: DAI: penduduk Indonesia yang miliki asuransi 1,7 persen
Penderita tiga penyakit kritis perlu ikut asuransi
Rabu, 16 Januari 2019 17:23 WIB