Cirebon (Antaranews Jabar) - Harga gula pada beberapa tahun belakangan ini sangat murah dan dinilai tidak memihak ke petani sehingga menjadi salah satu faktor penyusutan lahan tebu mitra Pabrik Gula (PG) Tersana Baru Cirebon, Jawa Barat.
"Harga gula yang tidak stabil membuat petani menanami lahannya dengan tanaman lain, sehingga menjadi faktor terus menyusutnya lahan tebu," kata Kepala Fabrikasi PG Tersana Baru, Ragil di Cirebon, Jumat.
Ragil mengatakan harga gula yang kerap tidak menentu membuat petani mengurangi luas lahan tebu sehingga produksi gula di PG Tersana Baru terus menurun setiap tahun.
Dia menjelaskan PG Tersana Baru menggandeng petani setempat dengan sistem kemitraan.
"Keuntungan penjualan gula yang diproduksi PG Tersana Baru dari tebu hasil panen untuk petani 66 persen sedangkan 34 persen untuk kami," ujarnya.
Dari data yang dia miliki, pada tahun 2006-2008 luas lahan tebu di wilayah PG Tersana Baru mencapai lebih dari 5.000 hektare.
Kemudian pada priode 2009-2014 luas lahan tebu merosot berkisar antara 4.000 hektare-4.668 hektare. Dan kemudian pada 2015 lahan tebu turun kembali menjadi 3.942 hektare.
Pada tahun 2016 juga menyusut lagi menjadi 3.677 hektare. Namun pada tahun 2017 sempat ada kenaikan lahan tebu menjadi 4.226 hektare.
"Tahun ini juga turun yaitu 4.070 hektare dan untuk musim giling tahun depan hanya ada sekitar 2.600 hektare saja yang ditanami tebu," katanya.