Bandung (Antaranews Jabar) - Kandidat Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat yakni TB Hasanuddin dan Anton Charliyan berkomitmen memaksimalkan sumber daya alam, yang bisa dikonversikan menjadi energi listrik, untuk kepentingan masyarakat.
"Di beberapa wilayah akan dicoba energi air skala kecil, lalu kincir yang memaksimalkan angin, dan energi surya yang cocok untuk di pedesaan," ujar Hasanuddin saat debat publik kedua Pilgub Jawa Barat 2018 yang diadakan KPU Jawa Barat dengan tema "Menjawab Tantangan Pembangunan Berkelanjutan untuk Rakyat Jawa Barat" di Kampus Universitas Indonesia (UI), Kota Depok, Jabar, Senin malam.
Menurut dia, berdasarkan catatannya, wilayah Jawa Barat bagian selatan masih belum tercukupi kebutuhan listriknya.
"Harus ada jaminan ketersediaan pasokan energi," kata dia.
Sementara, Anton menyebutkan air bisa menjadi salah satu energi alternatif. mengingat banyaknya sungai di Jawa Barat.
"Jawa Barat punya banyak sumber energi listrik terutama air. Yang kedua panas bumi. Saat ini, daerah hanya mendapatkan sedikit (manfaat)," ujar Anton.
Menanggapi komitmen Hasanah pada sumber daya alam, pasangan calon lainnya dengan nomor urut tiga yakni Sudrajat-Ahmad Syaikhu menyatakan teknologi mikrohidro bisa diterapkan di Jawa Barat terutama daerah pegunungan yang belum semua teraliri listrik.
"Pasokan listrik terutama di gunung-gunung karena mayoritas masyarakat ada di sana. Ini bisa meningkatkan rasio Jabar yang 100 persen (teraliri listrik)," kata Sudrajat.
Sementara itu, calon Wakil Gubernur Jawa Barat nomor urut empat Dedi Mulyadi menilai pemerintah provinsi perlu mendorong agar pemanfaatan sumber daya alam tidak dimonopoli satu pihak.
"Kami berkomitmen mendorong penjualan energi langsung ke rakyat dan perusahaan, sehingga keuntungannya bisa langsung dinikmati oleh masyarakat sendiri," katanya.
Sementara calon Gubernur Jabar nomor urut satu Ridwan Kamil memberikan satu alternatif inovasi pemenuhan listrik di pelosok daerah di Jabar.
Emil menyatakan, pasangan Rindu memiliki konsep "lemper" atau lembur penuh listrik dengan memaksimalkan aki (baterai kendaraan) untuk penerangan.
"Lemper yaitu lima kamar bisa menyala sebulan hanya dengan Rp2.000 melalui aki yang bisa di-`charge`. Tidak hanya di Jabar tapi se-Indonesia (bisa diterapkan). Teknologi surya mahal," katanya.
Hasanuddin-Anton maksimalkan sumber daya alam
Senin, 14 Mei 2018 21:54 WIB