Bandung (Antaranews Jabar) - Yayasan sosial kemanusiaan For Humanity, menyerahkan donasi tahap pertama untuk perawatan bayi kembar dempet asal Subang, Jawa Barat, di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung, Jumat.
Bantuan senilai Rp 5 juta ini dihimpun dari sejumlah donatur bagi biaya operasi bayi kembar dempet bernama Muhamad Nur Hidayah dan Muhamad Nur Syafa'at, yang dempet di bagian perut dan memiliki tiga kaki, satu kelamin dan satu anus.
"Alhamdulillah donasi tahap pertama ini telah kami serahkan untuk membantu biaya operasi bayi kembar dempet ini. Bantuan ini merupakan tahap pertama yang kami serahkan karena penggalangan dana hingga hari ini dan seterusnya masih terus berjalan," ujar Direktur For Humanity, Sopian Suprianto usai menyerahkan bantuan secara simbolis kepada orang tua bayi kembar dempet.
Menurut Sopian, penghimpunan donasi sudah dilakukan sejak bayi kembar berkaki tiga satu kelamin itu dirawat di RSHS Bandung, 13 April,. Banyak warga yang merasa prihatin dan langsung menyalurkan bantuannya melalui rekening atas nama For Humanity. Besar kemungkinan jumlah bantuan akan terus bertambah untuk membiayai operasi pemisahan bayi kembar siam conjoinded twin omphalopagus atau dempet kedua tubuh di bagian dada. Total kebutuhan dana untuk operasi pemisahan diperkirakan mencapai Rp 500 juta.
"Insya Allah For Humanity akan terus menggalang dana untuk membantu biaya operasi pemisahan Hidayah dan Syafaat ini sebagai bentuk implementasi tujuan yayasan, yakni kemanusiaan," kata Sopian dalam siaran pers For Humanity yang diterima antarajabar.com.
Tim dokter RSHS Bandung menyatakan, upaya pemisahan Hidayah dan Syafaat ini sangat mungkin dilakukan. Namun, ada masalah serius pada alat kelamin dari kedua bayi anak ketiga dan keempat Ajis (34) dan Dini Pertiwi (34) itu. Berdasarkan hasil pemeriksaan, kedua bayi ini hanya memiliki satu alat kelamin berjenis laki-laki.
Ketua Tim Kembar Siam RSHS Bandung Sjarif Hidayat mengungkapkan, dengan hanya memiliki satu kelamin maka harus ada kelamin yang diubah saat proses pemisahan. Salah satu bayi kelaminnya diubah menjadi perempuan.
"Satu hal yang sensitif ini kelaminnya ada satu jenisnya laki-laki. Nanti kalau dipisahkan mungkin yang satu jadi wanita," kata Sjarif, saat ditemui di RSHS Bandung.
Namun, kata dia, rencana itu masih belum bisa dipastikan. Karena pihaknya masih perlu melakukan pemeriksaan lanjutan untuk melihat secara keseluruhan dari kondisi bayi tersebut. Mulai dari organ vital dan hal lainnya.
"Jadi hasil rapat tim, kita akan menunggu tindakan sampai bisa pencitraan lebih lengkap. Radiologi itu baru keliatan kira-kira umur empat bulan. Jadi kita akan berusaha membesarkan dulu (bayinya). Setelah itu kita lakukan prosedur lanjutan," ujarnya.
Dia menegaskan, proses pemisahan untuk kedua bayi malang itu sangat mungkin dilakukan. Namun, proses pemisahan harus menunggu sampai bayinya siap atau cukup usia untuk menjalani operasi besar.
"Bayi kembar siam ini ada yang berhasil dipisahkan. Jadi sebetulnya bukan kemustahilan (untuk melakukan pemisahan)," ujarnya.