BandungĀ (Antaranews Jabar) - Banjir di Kota Bandung menjadi permasalahan yang tak kunjung selesai meski berbagai solusi telah coba diterapkan oleh Pemerintah Kota namun hasilnya dirasa masih belum optimal.
Saat kepemimpinan Ridwan Kamil-Oded M. Danial, Pemerintah Kota Bandung telah berusaha menangani banjir dengan berbagai cara melalui pembangunan proyek infrastruktur maupun konsep lainnya.
Beberapa proyek tersebut yakni seperti, dibangunnya tol air, kolam retensi, pelebaran gorong-gorong, pengerukan anak Sungai Citarum, membentuk pasukan gober, hingga melakukan edukasi dan pembentukan bank sampah.
Tahun ini, pemerintahan pun akan bergeser kepemimpinan baru, harapan serta beban baru sudah menanti di pundak mereka apabila terpilih sebagai Wali Kota Bandung terbaru.
Tiga kontestan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bandung yakni Nurul Arifin-Chairul Yaqin Hidayat, Yossi Irianto-Aries Supriatna, dan Oded M. Danial-Yana Mulyana pun mengumbar janjinya mampu menyelesaikan masalah banjir di Bandung, Rabu.
Pasangan nomor urut satu Nurul Arifin-Chairul Yaqin menyoroti kesadaran masyarakat yang masih belum peduli terhadap sampah. Nurul menyatakan persoalan banjir yang melanda Kota Bandung tidak bisa lepas dari perilaku masyarakat yang membuang sampah sembarangan.
Dengan begitu, kata dia, perlu adanya program kolaborasi antara pemerintah kota bersama masyarakat dalam menangani banjir di Kota Bandung.
"Sebenarnya masalah banjir tidak lepas dari sampah. Untuk itu kita benahi gaya hidup warga melalui program kolaborasi," kata Nurul.
Selain itu, tidak adanya hukuman yang tegas membuat oknum masyarakat melenggang bebas membuang sampah secara sembarangan. Kata dia, beberapa hukuman yang dapat ditekankan berupa sanksi denda maupun secara sosial.
Selain itu lanjut Nurul, pemerintah harus terus memperbanyak biopori. Keberadaan biopori ini dinilai cukup efektif sebagai sarana resapan air di Kota Bandung.
"Ditambah perlu sinergitas antar wilayah, di seluruh Bandung Raya. Jadi harus dituntaskan dari mulai hulu hingga hilir," kata dia.
Kemudian pasangan nomor urut dua, Yossi Irianto-Aries Supriatna menyatakan, belum optimalnya penanganan banjir karena pemerintah sebelumnya belum memiliki cetak biru (Blueprint) penataan drainase yang terintegrasi.
"Blue print ini yang belum pernah ada," ujar Aries.
Menurut Aries, cetak biru ini sangat penting untuk memetakan titik-titik mana saja yang dilanda banjir. Selain itu, penyebabnya dan cara menanganinya pun harus diketahui dalam perencanaan besar tersebut.
Ia mencontohkan, banjir di kawasan Pagarsih masih tetap terjadi meski pemerintah sudah membangun basement air.
"Hal ini menunjukkan basement air bukan jalan yang tepat untuk menyelesaikan banjir," kata dia.
Sementara pasangan Oded M. Danial-Yana Mulyana menyatakan penanganan banjir di Kota Bandung harus melibatkan pemerintah daerah lain yang berbatasan dengan Kota Kembang tersebut.
Menurutnya, Kota Bandung dengan daerah lainnya seperti Kabupaten Bandung Barat, Kota Cimahi, dan Kabupaten Bandung saling terintegrasi perihal masalah banjir ini.
"Butuh keseriusan dan upaya lebih keras dari Pemkot dalam menanganinya, baik peningkatan anggaran, peningkatan kerjasama dengan para pakar, mengedukasi masyarakat, bahkan membuat inovasi baru terhadap penanganan banjir," kata dia.
Oded yang merupakan petahana berjanji akan menyelesaikan berbagai proyek penanganan banjir yang telah berjalan semasa pemerintahannya bersama Ridwan Kamil.
"Karena proyek infrastruktur penanggulangan yang sudah direncanakan sebelumnya belum selesai," kata dia.