Bandung (Antaranews Jabar) - PT Dirgantara Indonesia kembali melakukan uji terbang Pesawat N219 di landasan pacu Bandara Husein Sastranegara, Kota Bandung, Jumat, dan pesawat karya anak bangsa ini baru menempuh waktu terbang sebanyak 17 jam dari 300 jam yang diperlukan.
"Hari ini kami kembali uji terbang N219 yang ke-15 untuk mendapatkan sertifikasi uji laik terbang. Sertifikasi ini proses panjang, butuh waktu 300 jam untuk mendapatkan sertifikasi ini," kata Tenaga Ahli PT DI Andi Alisjahbana di Gedung Pusat Manajemen PT DI, di Kota Bandung, Jumat.
Jumat sekitar pukul 09.00 WIB, Pesawat N219 dengan pilot perempuan Esther Gayatri Saleh lepas landas di Bandara Husein dan kembali mendarat dengan mulus sekitar pukul 10.00 WIB.
Andi Alisjahbana mengatakan, salah satu hal yang terpenting dari sebuah pesawat sebelum dinyatakan laik digunakan untuk umum adalah telah mendapatkan sertifikasi dari Direktorat Kelaikan Udara dan Pengoperasian Pesawat Udara Kementerian Perhubungan RI.
"Ini untuk mendapatkan sertifikasi. Intinya kalau pesawat itu akan digunakan masyarakat maka harus dijamin aspek keamanan atau keselamatannya," kata dia.
Pada uji terbang kali ini, PT DI fokus kepada kemampuan Pesawat N219 pada flip condition sekitar 10 derajat.
"Yang hari ini dilakukan untuk melihat respon elevator, itu adalah di bagian belakang pesawat ada semacam buntut, dan buntutnya itu vertikal serta horizontal," kata dia.
"Jadi kita tes, ada bulu-bulunya di bagian buntut pesawat dan itu untuk melihat aliran udaranya sesuai rencana atau tidak, kalau tidak sesuai maka nanti kita perbaiki," kata dia.
Uji terbang Pesawat N219 selama 300 jam ini bisa selesai dilaksanakan pada tahun 2018.
Uji terbang N219 baru 17 jam
Jumat, 2 Februari 2018 14:09 WIB