Bandung (ANTARA) - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi, Kementerian ESDM, pada Senin pukul 21.00 WITA resmi meningkatkan status Gunungapi Lewotobi Laki-laki di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), dari Level III (Siaga) menjadi Level IV (Awas).
Hal ini ditetapkan menyusul lonjakan signifikan aktivitas seismik yang mengindikasikan suplai magma besar bergerak cepat menuju permukaan.
Kenaikan status tertinggi ini didorong oleh data kegempaan yang sangat mengkhawatirkan. Di mana dalam kurun waktu delapan jam terakhir, terekam 64 kali Gempa Vulkanik Dalam dan 21 kali Tremor Non Harmonik.
Plt Kepala Badan Geologi, Lana Saria, menegaskan bahwa lonjakan dua jenis gempa ini mengindikasikan adanya suplai magma baru yang cukup besar dan bergerak cepat menuju permukaan.
"Kondisi ini, dapat memicu potensi tinggi terjadinya erupsi eksplosif," ucap Lana di Bandung, Senin.
Seiring dengan peningkatan status menjadi Awas, PVMBG menetapkan perluasan signifikan pada zona bahaya. Masyarakat dan wisatawan diwajibkan untuk tidak melakukan aktivitas dalam radius 6 kilometer (km) dari pusat erupsi.
Lebih lanjut, zona larangan diperluas secara sektoral hingga 7 km pada arah barat laut hingga timur laut.
"Masyarakat di sekitar wilayah rawan bencana agar tetap tenang, namun mengikuti arahan dari pemerintah daerah. Kenaikan inflasi yang signifikan dalam rentang waktu singkat dari data tiltmeter dan GNSS menguatkan indikasi pergerakan magma dari kedalaman ke permukaan," ujar Lana.
Selain ancaman erupsi, Badan Geologi juga meminta masyarakat di wilayah rawan bencana agar mewaspadai potensi banjir lahar apabila terjadi hujan lebat.
Ancaman ini terutama berlaku pada daerah aliran sungai yang berhulu di puncak Gunung Lewotobi Laki-laki, mencakup area seperti Nawakote, Dulipali, Nobo, Hokeng Jaya, hingga Nurabelen.
Potensi bahaya lainnya adalah penyebaran abu vulkanik yang dapat mengganggu pernapasan warga sehingga dianjurkan menggunakan masker, serta mengganggu operasional bandara dan jalur penerbangan apabila sebarannya mengarah ke area perlintasan pesawat.
Pemerintah daerah pun diminta segera berkoordinasi secara intensif dengan Pos Pengamatan Gunung Lewotobi Laki-laki di Desa Pululera serta PVMBG Badan Geologi, untuk memitigasi risiko bencana.
Baca juga: Gunung Semeru hari ini hembuskan asap putih setinggi 1.000 meter dari puncak
